Entah apa gunanya saya pun tidak pernah menanyakannya, mungkin dulu disain rumah ini ingin menyamai kastil-kastil di luar negeri.
" Bay temenin gua, ngecek toren air di dak atas, kasihan pak Radi tuh"
Dengan berbekal tangga dan satu buah senter yang cukup besar kami pun bergegas ke atas mengecek apakah ada masalah dengan toren air tersebut.
Akhirnya kami pun sampai di atas dak rumah ini, gelap sangat gelap tak ada cahaya lampu dan malam saat itu terlihat mendung tanpa sinar bintang ataupun bulan.
Bayu yang saat itu memegang senter bukannya mengarahkan cahayanya ke arah toren malah memainkan senter tersebut ke sana ke mari dan tiba-tiba ia berteriak.
" Allahu Akbar "Â
Lalu ia terjatuh, duduk  terkulai di samping saya, senternya di biarkan tergeletak. Ia menutupi wajahnya dan nampak tubuhnya bergetar.
" Kenapa lu, liat setan lu" Bayu tetap menunduk dan ia pun menangis.
Saya semakin heran dan bingung ada yang terjadi dengan dirinya, saya pun mencoba melihat sekeliling namun gelap tak ada yang bisa di lihat selain samar bayangan menara yang tak jauh dari kami berdiri.
" Ndi, coba lu liat ke arah menara, lu senter deh, itu apaan yang ngegantung, orang apa boneka" suaranya terbata-bata dan sepertinya sangat ketakutan. Ia tetap menundukkan wajahnya.
Lalu saya ambil senter yang tergeletak di samping kakinya tersebut dan mengarahkan senter itu ke arah menara.