Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Pencarian

31 Oktober 2021   23:56 Diperbarui: 1 November 2021   00:02 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Panggilan kerja mulu, kapan kerjanya lu, ya udah ke sini aja cuma sekarang air di kosan lagi macet, tahu nih kenapa"

Malam itu saya bergegas menuju kosan, sewaktu saya membuka pintu pagar bapak kosan terlihat sedang membawa sebuah tangga. Saya pun menyapanya dengan salam dan bertanya kepadanya.

" Ada apa lagi pak bawa-bawa tangga, masih memang kecium bau bangkai"

" Bukan mas, ini loh kayaknya ada masalah dengan saluran air di toren atas dan saya harus mengeceknya"

" Boleh saya bantu pak"

" Boleh dengan senang hati soalnya dari kemarin kepala saya berat dan perasaan saya entah kenapa tidak enak"

Adik sepupu saya cukup beruntung bisa ngekos di rumah yang besar ini, jadi pemilik rumah ini sengaja menyewakan kamar-kamarnya sejak ia di tinggal pergi oleh istrinya yang meninggal 10 tahun yang lalu.

Namun sayangnya dari beberapa orang yang pernah ngekos di sini hanya adik sepupu saya sajalah yang betah meskipun banyak cerita yang beredar bahwa di rumah ini sering nampak hal-hal yang aneh dan ganjil.

Tetapi Bayu membuktikan bahwa hal itu hanya bualan belaka, ia malah hampir dua tahun tinggal ngekos di sini. 

Memang sekilas rumah ini nampak seram namun justru rumah ini sangatlah nyaman untuk di tempati meski ada satu buah pohon nangka yang cukup besar tumbuh subur di samping rumah tetapi justru itulah yang menjadikan rumah ini menjadi sejuk.

Toren air tersebut persis di sudut rumah di antara rimbunan dahan-dahan pohon nangka yang menjalar lebat ke atas. Di atas dak rumah ini pun ada satu menara kecil bisa terlihat jelas dari jalanan atau dari pintu pagar rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun