Lulus SMK ia pun pindah bersama keluarganya tidak lagi menempati rumah neneknya, ayahnya membeli sebuah rumah di daerah Pamulang. Sejak saat itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi.
-----
" Handy kapan berlayar lagi, Wulan mau parfum yang kayak kemarin." sahutnya sambil ia lepaskan bagian atas busana tarinya, meski tubuhnya membelakangi wajahku tetap saja aku melihatnya deg-degan.
" Handy jangan ngintip ya, jangan juga nafsu nanti aku bilangin nenek loh, lagian mamah udah percaya sama Handy untuk jagain Wulan di sini."
Aku katakan kepadanya aku lelaki normal, aku pernah mencintaimu, aku pernah mengajakmu kencan saat kau duduk di jelas satu SMK, kamu ingat kan waktu itu.Â
" Iya jelek, aku ingatlah, tapi tetep Handy nggak boleh nafsu sama Wulan, karena Handy sahabat terbaik aku."
Di bukanya sebotol wine olehnya kami bersulang dan meminumnya sambil selonjoran di sofa kami pun melangsungkan percakapan di ruang tamu yang begitu akrab suasananya.Â
" Handy, di kapal pasti banyak cewek seksinya kan, Wulan yakin Handy pasti nakal di sana."
" Sama seperti Wulan juga banyak cowoknya, kamu juga pasti nakal."
" Idih gitu, tapi Wulan kan cantik wajar kalo banyak cowoknya kalo Handy jelek."
" Eh biar aja jelek, toh aku punya temen cewek yang cantik."