Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Flower Boy part 1. Sebuah Tekad

19 Desember 2014   08:39 Diperbarui: 22 September 2021   15:58 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya mereka pelamar juga. Saya tak mengambil tempat duduk dan tetap berdiri sambil tertegun memperhatikan replika kapal kayu yang besar di tengah-tengah lobi ruangan. 

Kapal kayu ini pun ada di gedung kantor Menara Sudirman tetapi di sini jauh lebih besar. Tak lama kemudian seorang laki-laki turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam lobi, sepertinya ia hendak juga mengikuti test. 

Seseorang pelamar yang tengah duduk memanggil saya dan menyuruh saya untuk mengisi lembar kertas yang ternyata lembar pengisian data pribadi khusus bagi pelamar yang hendak mengikuti test bahasa Inggris. 

Waktu test pun tiba tepat jam delapan lewat lima menit, ada delapan orang yang mengikuti test dan interview hari itu. Satu persatu dari kami di panggil dan memasuki sebuah ruangan yang sepertinya ruangan guru atau staff pengajar di sekolah dan asrama itu. 

Test kami lewati semua test berkenaan dengan bahasa Inggris, mulai dari test tulisan yaitu menjawab lembar soal sampai test audio (listening). 

Ada sekitar lima sampai enam orang yang memberikan test saat itu. Sekitar dua jam sesi test pertama berakhir dan kami di beri waktu lima belas menit untuk coffee break. Pada saat coffee break itulah kami melihat begitu banyak siswa atau calon pekerja yang tengah di didik untuk di tempatkan di kapal pesiar. 

Coffee break pun berakhir kami pun masuk kembali dan mengikuti test terakhir yaitu test interview satu persatu dari kami di pangggil dan test berlangsung sekitar lima sampai sepuluh menit. 

Kurang lebih jam sebelas siang test interview selesai, kami pun di minta untuk menunggu hasil test yang akan di bagikan hari ini juga. Setelah setengah jam kami menunggu hasil test pun di bagi melalui lembar kertas dan lembar kertas yang telah di bagikan itupun ku buka, berdetak jantungku saat membukanya dan ternyata saya tidak lulus. 

Ada dua orang tidak lulus saat itu, saya dan salah seorang pelamar yang tinggal di Bandung. Sedih dan lemas rasanya diriku saat itu mungkin memang bukan jodohnya atau mungkin aku harus mencari jenis pekerjaan yang lainnya. 

Namun hasil test hari itu baik lulus maupun tidak harus di beritahukan kepada seseorang yang bernama Ibu Christine di kantor Menara Sudirman tempat pertama kali saya mengikuti interview. 

Saya pun kembali kesana dengan perasaan yang sedih dan tak tahu apa lagi yang mesti di lakukan. Sekitar jam setengah dua siang saya sampai di Jakarta kembali dan langsung menuju Menara Sudirman untuk memberitahukan hasil test tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun