Mohon tunggu...
handrini
handrini Mohon Tunggu... Lainnya - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional

world are wide, but there's only small spot to make a mistake, Be wise, get grow, so can mature at the same time. be wise it's not easy eithout make wisely as a habit

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sadar Diri Saat "Terpaksa Harus Minta Tolong"

12 Februari 2022   01:01 Diperbarui: 12 Februari 2022   04:39 1009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam hidup kita tidak akan terlepas dari "terpaksa harus minta tolong" kepada orang lain. Semandiri apapun seseorang, ataupun se enggan apapun kita untuk meminta tolong kepada orang lain, kita pasti pernah berada dalam posisi "terpaksa minta tolong" kepada orang lain. Kondisi inilah yang saya alami beberapa waktu belakangan ini. "Terpaksa harus minta tolong" kepada orang lain. Mengapa terpaksa? karena sesungguhnya saya adalah tipikal yang happy mengerjakan segala sesuatu sendiri. Pernah suatu saat saya seharusnya "bergantung" pada pertolongan orang lain, saat di Rumah Sakit, perawat terkejut ketika saya sudah berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya saat perawat tersebut sedang mengambil kursi roda. 

"Lhoo kok sudah pindah sendiri, padahal saya baru ambilkan kursi roda," kata perawat terkejut.

"Maaf Sus," jawab saya spontan.

"Ngga papa sih. Hanya jangan sampai tahu-tahu jatuh saja," kata Suster itu dengan nada ramah.

"Ngga enak saja sih Sus, kalau harus merepotkan," jawab saya apa adanya. Ya, memang saya paling segan ketika harus merepotkan orang lain atau harus minta tolong kepada orang lain.

"Ngga merepotkanlah. Ini kan memang tugas saya," jawab Suster itu ramah.

Begitu pula saat suatu saat, saya harus meminta tolong kepada petugas administrasi di sebuah RS kelas A untuk mencarikan rekam medis saya. Bisa terbayangkan, bagaimana ribetnya mengingat rekam medis yang saya minta itu dibuat kisaran tahun 2014-2015 sementara saya minta di tahun 2019 hehe. Rupanya waktu itu saya periksa dan langsung balik lagi ke kantor. Kemudian saat ruangan kerja pindah karena renovasi di tahun 2015, dokumen itu tercecer.

"Maaf ya Pak merepotkan," ucap saya. Sungguh bukan basa basi. Karena memang paling tidak enak ketika kita "terpaksa harus merepotkan" orang lain.

"Tidak merepotkan kok Mbak. Ini memang tugas saya," jawab petugas tersebut dengan senyum ramah. Ah, pantas saja RS ini memiliki predikat yang baik. Petugasnya sangat helpfull. Begitulah akhirnya saya mendapat kopi lembaran rekam medis yang saya minta untuk diberikan kepada Dokter yang meminta.

Dulu saat Mami rahimahullah masih ada, beliau suka sekali minta maaf saat saya ke RS di Semarang saat beliau sedang sakit.

"Maaf ya Di, mami jadi ngrepotin," kata Mami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun