Belajar Dari Kasus Vina Cirebon
Oleh Handra Deddy Hasan
Berawal dari niat memprosikan film horror yang diangkat dari kejadian nyata dengan judul "Vina Sebelum 7 Hari", akhirnya masalah hukumnya terlihat makin rumit dan pelik.
Mungkin tujuan Produser film Dheeraj Kalwani yang kemudian menunjuk Sutradara Anggy Umbara mengangkat kisah nyata Vina ke layar lebar karena kisah ini sempat viral pada tahun 2016 di media Facebook.
Untuk mengulang efek viral lagi sebagaimana terjadi 8 tahun silam, pihak film menghembuskan issue bahwa ada 3 orang pelaku masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) alias buron.
Upaya memviralkan pelaku yang buron berhasil menyedot perhatian masyarakat sehingga viral.
Banyak yang mempertanyakan kenapa bisa 3 pelaku buron dengan
identitas, alamat yang jelas bisa melenggang dengan bebas selama 8 tahun tanpa bisa terendus keberadaannya oleh aparat.
Pengacara kondang Hotman Parispun ikut bicara dengan dibumbui sedikit kecurigaan konspirasi atas Kasus Vina, sehingga 3 pelaku buron sangat sulit ditangkap karena justru dilindungi oleh aparat.
Kasus Vina semakin populer dibicarakan dalam forum-forum diskusi di ruang media elektronik seperti televisi dan podcast-podcast para influencer (pemengaruh). Hampir semua televisi membuat acara, begitu juga podcast di media sosial dipenuhi dengan topik pembunuhan Vina.
Diskusi makin hangat dan makin liar ketika Pengacara Terpidana angkat bicara. Pengacara terpidana tidak bisa menerima bahwa kliennya bersalah dan dihukum pidana penjara.