Sebetulnya dalam kasus tersebut cucu-cucu Presiden tersebut tidak dikawal secara langsung dan khusus oleh Paspampres, tetapi karena mereka sedang bersama eyangnya yang kebetulan Presiden, maka otomatis mereka juga dapat fasilitas pengawalan Paspampres.
Paspampres, meskipun mereka memiliki pelatihan dan persiapan yang matang akan menghadapi berbagai kesulitan dalam menjalankan tugas pengawalan Presiden.
Ada saja kesulitan yang mungkin dihadapi oleh Paspampres dalam pengawalan Presiden Republik Indonesia.
Karena senyatanya di lapangan Paspampres akan menghadapi berbagai macam ancaman keamanan yang kompleks, termasuk terorisme, intelijen asing, dan kelompok-kelompok radikal.
Semua ancaman tersebut menuntut kewaspadaan dan persiapan yang sangat tinggi dari anggota Paspampres.
Contohnya kasus Mahyudin orang biasa yang bisa menerobos rombongan Presiden di RSUD Konawe yang terjadi sangat tiba-tiba.
Walaupun dalam kejadian tersebut Paspampres bisa mengamankan Presiden, Paspampres dianggap gagal melakukan tugasnya karena bisa dibayangkan bagaimana bahayanya apabila penerobosan tersebut dilakukan teroris profesional.
Blusukan Jokowi Sering Merepotkan Paspampres.
Sebagaimana kita ketahui Presiden Republik Indonesia sering melakukan perjalanan dinas ke berbagai daerah, baik di dalam maupun di luar negeri.
Sebagai Presiden Republik Indonesia yang aktif dan dekat dengan masyarakat, Joko Widodo (Jokowi) sering melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Indonesia yang mungkin menimbulkan beberapa tantangan khusus bagi Paspampres dalam menjalankan tugas pengawalan.
Salah satu yang membuat Paspampres keteteran dalam menjalankan tugasnya ketika Presiden Jokowi melakukan blusukan.
Blusukan adalah istilah yang populer di Indonesia berupa perjalanan atau kunjungan mendadak yang tidak direncanakan, dilakukan oleh seorang pejabat atau tokoh terkait ke suatu tempat atau lokasi tertentu tanpa pemberitahuan sebelumnya.