Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gaya Hidup Masyarakat Jepang Perkotaan

9 Juli 2023   08:32 Diperbarui: 9 Juli 2023   08:36 1098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokyo Tower dilihat dari daerah Asakusa (Dokumen Pribadi)

Sticker pembayaran sampah Sodai Gomi yang dijual di Kombini senilai 200 Yen (dokumen pribadi)
Sticker pembayaran sampah Sodai Gomi yang dijual di Kombini senilai 200 Yen (dokumen pribadi)

Sistem pembayaran berdasarkan jumlah sampah yang dihasilkan diterapkan dengan ketat.

Masyarakat harus membeli  sticker dengan label jumlah nominal tertentu yang dijual di kombini (seperti Family Mart) untuk setiap sampah Sodai gomi yang dibuang.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk mendorong masyarakat agar lebih sadar dalam mengurangi sampah yang dihasilkan.

Jepang mendorong praktek daur ulang yang aktif. Pemerintah setempat menyediakan tempat pemilahan sampah yang lengkap dengan berbagai jenis wadah untuk memudahkan proses daur ulang. Selain itu, masyarakat didorong untuk mengumpulkan sampah daur ulang seperti botol plastik, kertas, dan logam, serta menggunakannya di tempat-tempat yang ditentukan. Seperti misalnya di Mall menyediakan mesin khusus mirip mesin ATM  yang menerima sampah botol plastik minimal seukuran botol plastik air mineral 1 liter.

Mesin sampah Shigen Gomi yang dapat mengeluarkan uang di mall Tsurumi Yokohama (dokpri)
Mesin sampah Shigen Gomi yang dapat mengeluarkan uang di mall Tsurumi Yokohama (dokpri)

Bagi penduduk yang menggunakan mesin tersebut untuk membuang sampah mendapat pembayaran sesuai dengan jumlah sampah yang dibuang.

Mesin tersebut akan membeli sampah yang kita masukkan secara otomatis dengan cara mengeluarkan uang seperti mesin ATM sesuai dengan kuantitas sampah yang kita buang.

Selain itu di Pusat Pembelanjaan juga disediakan rak-rak khusus bagi sampah berupa makanan atau minuman yang masih layak, namun ingin dibuang. Misalnya kecap atau minyak goreng dalam wadah yang mau dibuang, tapi masih layak untuk digunakan.

Masyarakat sedang membuang sampah makanan yang masih layak di rak2 yang disediakan di mall (dokpri)
Masyarakat sedang membuang sampah makanan yang masih layak di rak2 yang disediakan di mall (dokpri)

Pengelolaan sampah di Jepang merupakan upaya yang melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat, perusahaan, dan pemerintah setempat. Dengan sistem yang teratur dan disiplin dalam mengelola sampah, Jepang telah berhasil mencapai tingkat daur ulang yang tinggi dan meminimalkan jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Kehidupan sosial di Jepang  dapat dikatakan mencerminkan individualisme dan kecenderungan untuk hidup secara mandiri, meskipun nilai kelompok dan etika kolektivisme juga masih dihargai. Masyarakat Jepang juga sangat terorganisir dan memiliki etika yang kuat dalam hal keramahtamahan, kebersihan, dan disiplin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun