Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bukan Sekadar Bekerja

23 September 2020   19:12 Diperbarui: 23 September 2020   19:22 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian bekerja mencari penghasilan bagi kelompok penipu PNS, tidaklah bisa dikatagorikan sebagai bekerja mengandung kemuliaan. Teganya mereka menipu korban-korban yang menganggur mencari pekerjaan. Pengangguran adalah kelompok yang rentan secara psikologis untuk diimingi-imingi mendapat pekerjaan.

Semoga Pada saatnya nanti dalam proses ,ketika kasusnya telah dilimpahkan ke Pengadilan, akan diadili oleh Majelis hakim yang cerdas secara sosial. Seharusnya hakim nantinya memberikan hukuman maksimal sebagaimana ancaman Pasal 378 KUHPidana tentang penipuan dengan pidana penjara 4 tahun. 

Semoga majelis hakim bisa memahami latar belakang yang komprensif dari tindak pidana penipuan ini dan bukan hanya sekedar melihat fakta persidangan yang dangkal saja.

Dijadikan Budak Belian.

Ada lagi modus yang lebih kejam yaitu mengiming-imingi orang bekerja di luar negeri dengan gaji besar, padahal di baliknya ada jerat yang akan menjadikan calon yang terpikat untuk dijadikan budak. 

Lowongan yang ditawarkan menjadi anak buah kapal (ABK) di kapal berbendara asing dengan gaji besar memang sangat menggiurkan, apalagi persyaratannya gampang. Tidak diperlukan sertifikat kompentesi perkapalan atau kemampuan berbahasa asing dan pengalaman kerja, hanya dengan copy Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga sudah bisa memasukkan lamaran. 

Seharusnya dengan persyaratan segampang itu, cukup menimbulkan radar kecurigaan bagi para pelamar pekerjaan. Namun karena kurangnya pengalaman hidup dan kurangnya pengetahuan serta tekanan psikologis pengangguran, melenyapkan akal sehat pencari kerja.

Jerat akan diperbudak bekerja 20 jam sehari tanpa istirahat dengan makanan yang tidak layak makan tidak pernah terpikirkan. Harapan untuk bekerja apalagi dengan diimingi-imingi dengan gaji yang lumayan bisa membuat mimpi jadi kenyataan. 

Mimpi tinggal mimpi, tidak pernah jadi kenyataan, akhirnya diperbudak oleh orang asing di kapal ikan. Banyak yang tidak tahan dengan segala penderitaan perbudakan yang dialami, akhirnya melarikan diri dengan menceburkan diri ke laut. Dari yang melarikan diri tidak sedikit juga akhirnya menjemput maut tapi ada juga yang selamat ditolong nelayan (Kompas 22 September 2020). 

Perbudakan imigran-imingran Indonesia di kapal ikan asing oleh orang asing tidak akan terjadi kalau tidak dimulai dan difasilitasi oleh orang Indonesia sendiri. Diduga perusahaan-perusahaan pengerah tenaga kerja di kota Tegal dan Batam merekrut dengan pola menawari kerja jadi ABK dengan gaji tinggi, padahal tujuan sebenarnya untuk menyerahkan bangsa sendiri untuk menjadi budak oleh bangsa lain.

Bapak-bapak pendiri bangsa telah melakukan tugasnya agar kita lepas dari perbudakan penjajahan dari bangsa asing, tapi sebagian orang malah melakukan kejahatan menyerahkan bangsanya sendiri untuk diperbudak bangsa lain. Sungguh kelakuan ironis dalam mengisi alam kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun