Bekerja tanpa ada hasil yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga akan kelihatan seperti belum bekerja. Dalam keadaan bekerja pun bisa dianggap tidak bekerja kalau hasilnya tidak sepadan, apalagi kalau tidak bekerja alias pengangguran.Â
Tekanan status pengangguran merupakan tekanan yang sangat berat untuk ditanggung oleh kepala keluarga atau calon kepala keluarga. Oleh karena itu upaya apapun akan dilakukan agar bisa bekerja untuk menghapus status pengangguran walaupun kadang-kadang nyawa pun dipertaruhkan untuk itu.
Ditipu Ketika Mencari Pekerjaan.
Di tengah kegalauan dan tekanan status pengangguran setitik harapan untuk bisa bekerja bisa membuat harapan yang menggembirakan. Harapan untuk lepas dari tekanan dahsyat status pengangguran yang menghimpit dada dan pikiran.Â
Kondisi menganggur, secara obyektif membuat keprihatinan mendalam bagi siapa saja yang mempunyai jiwa atensi yang sensitif. Keadaan semakin parah dan memilukan karena dunia sedang diamuk badai pendemi covid-19.Â
Dunia ambruk diterjang badai pendemi mengancam resesi ekonomi yang tak berujung. Indonesia tidak terkecuali, rencana investasi berantakan, perusahaan jadi sempoyongan, jangankan menambah tenaga kerja, untuk mempertahankan tenaga kerja yang ada saja perusahaan sudah terengah2 kepayahan.
Di tengah situasi awan kelabu yang menyedihkan ada saja sekumpulan orang yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan berbuat jahat. Ada saja orang-orang yang mengatakan dirinya "bekerja" semata-mata karena mengejar uang, tidak peduli cara untuk mendapatkannya.Â
Rasa kehormatan dan kemuliaan dari suatu pekerjaan dikesampingkan, menipu pun dilakukan agar bisa meraup uang secara tidak halal. Kata "penipuan" walau merupakan kata kerja tapi tidak bisa dikatagorikan sebagai pekerjaan. Menipu alih2 mengandung makna memberi, malah merampok dengan akal bulus serta menguasai hak orang lain.
Sebanyak 55 calon pegawai negeri sipil (PNS) menjadi korban penipuan dengan total kerugian Rp 3,8 miliar. Modus penipuan dilakukan oleh 4 orang yang mengaku dekat dengan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) dan bisa membantu menjadikan mereka jadi PNS (Kompas, 21 September 2020).Â
Terlepas dari kecerobohan masyarakat yang tertipu dan menyetorkan pula sejumlah uang, kelompok penipu betul-betul mengerti kondisi masyarakat yang punya status pengangguran. Mengerti betul bahwa tekanan psikologis menganggur ditambah betapa sulitnya masuk ke lapangan pekerjaan akan membuat orang kehilangan akal sehat.Â
Penipu bukan sebagai kriminal yang kepepet hidup. Tetapi merupakan kelompok yang mempunyai edukasi yang memadai dan mempergunakan kepintarannya untuk memperdaya orang untuk melaksanakan niat jahatnya.Â