Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Menjemput Jakob Oetama dan Alfred Riedl

10 September 2020   18:16 Diperbarui: 11 September 2020   07:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kematian merupakan keniscayaan bagi makhluk yang bernyawa. Manusia adalah makhluk yang bernyawa, maka kematian bukanlah hal yang mustahil bagi manusia. 

Suatu saat ajal akan menjemput bagi manusia yang masih hidup. Kapan terjadinya? Tidak ada satu orangpun yang tahu kapan akan meninggal. Siap atau tidak siap, kematian pasti datang. 

Kapan kematian akan menghampiri makhluk, jawabannya merupakan misteri. Orang suci sekelas nabipun tidak bisa menjawab kapan persis kematian akan datang menghampirinya.

Paling2 manusia hanya bisa memperkirakan karena melihat kepada gejala2 kematian berdasarkan pengalaman. Dokter misalnya, dalam memberikan opini sesuai keahliannya kadang2 memberikan info kepada pasien atau kerabat pasien tentang jadwal kematian. 

Biasanya bila ada pasien menderita penyakit yang ganas, misalnya kanker dan ahli medis telah menyerah menanganinya, akan memberikan opini dengan mengatakan bahwa pasien diperkirakan akan menghembuskan nafas terakhir misalnya 3 bulan lagi. Semua orang tahu bahwa perkiraan dokter tersebut bukanlah suatu kepastian. 

Karena berdasarkan pengalaman, perkiraan2 medis ini sering meleset, bahkan kadang kenyataannya terjadi bertolak belakang dari perkiraan medis. Beberapa orang malah hidup jauh lebih lama dari perkiraan bahkan penyakitnyapun sembuh sama sekali.

Apalagi perkiraan "orang pintar" lebih sukar lagi untuk dipercaya. Parameter diagnosa dari yang menamakan dirinya orang pintar tidak jelas. Parameter medis yang didasarkan ilmu dan riset yang panjang masih bisa masuk diakal. 

Perkiraan orang pintar cenderung tebak2an aja, dirinya sendiri tidak yakin akan perkiraannya. Untuk meyakinkan "pasien"nya kadang mengandalkan segala asesoris yang bau klenik, dari bau menyan sampai pakaian yang aneh. Dukun berharap agar tebakannya tidak meleset. Ketepatan tebakan sang dukun akan berpengaruh kepada kredibilitasnya kemudian.

Apapun pendapat manusia tentang kematian, tidak akan berpengaruh terhadap kematian itu sendiri. Kematian sampai saat ini atau sampai kapanpun akan menjadi misteri bagi manusia.

Beragam Pandangan Tentang Kematian.

Tiap hari ribuan kematian terjadi di dunia. Malah dalam situasi pendemi covid-19 puluhan kematian menimpa penduduk Jakarta karena virus covid-19. 

Serentetan statistik kematian tidak berpengaruh sama sekali kepada kekejiwaan,  termasuk kematian massal akibat pendemi. Berbeda efeknya kalau kematian menimpa kerabat dekat atau orang penting, terasa berbeda. 

Minimal kita akan terdiam sejenak merenungkan apa yang terjadi. Kadang kita merasa kejadian yang sama telah begitu dekat menghampiri. Penasaran atas misteri kematian menghentak dada, menagih jawaban.

Ada beberapa sikap orang memandang kematian. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada pengamatan dari tingkah laku sehari2 manusia dan dugaan motivasi yang mendasarinya. Sehingga pembagian ini bukanlah pembatasan yang mutlak adanya. Beberapa kriteria yang diuraikan mungkin saja tidak dimonopoli dari satu tipe saja, sehingga ada kemungkinan terdapat satu kriteria di masing2 tipe.

Tipe pertama yang memahami kematian berdasarkan info sumir antara percaya dan tidak. Tipe manusia yang mempercayai sesuatu setelah mengalami langsung, termasuk kepada tipe seperti ini. 

Mereka tidak pernah bisa belajar dari pengalaman orang lain. Mereka belajar hidup dari pengalamannya sendiri. Tingkah sehari2nya,  cenderung nekad dalam bertindak. 

Kalau menggeluti olah raga pasti akan memilih olah raga yang menantang maut. Mereka tipe penikmat dunia sejati, hidup dengan segala ornamen kegembiraan dunia. 

Hidup untuk hari ini dan hidup itu fun. Orang lain akan menghindar dari kegiatan2 yang beresiko tinggi,  malah tipe pertama ini mencari kegiatan2 mengerikan yang mengundang maut. 

Ketakutannya akan kematian nyaris tidak tampak, bahkan mungkin tidak percaya setelah kematian ada kehidupan berikutnya. Akibatnya seluruh sikap, perbuatannya hanya didasarkan motivasi dunia. 

Kalau berbuat baikpun bukan didasarkan kepada pahala di akhirat, tapi berdasarkan imbalan dunia semata. Tipe ini memandang kematian akhir dari kehidupan dan yang nyata adalah kehidupan itu sendiri. Semua konsekwensi kehidupan hanya berlaku sebatas kehidupan. Kematian adalah akhir segala2nya.

Kemudian ada tipe kedua yang secara makna mengerti banget bahwa kematian adalah peristiwa antara untuk kehidupan selanjutnya. Percaya bahwa kehidupan yang dijalani sekarang punya konsekwensi untuk kehidupan lain setelah kematian. 

Namun dalam kelakuannya sehari2 tidak menunjukkan apa yang diyakininya. Sikapnya kalau diamati sekilas hampir sama dengan tipe yang pertama. 

Keyakinan akan ada kehidupan setelah kematian tidak cukup mendorong kelakuannya mengikuti apa yang diyakininya. Dalam kehidupan nyata tipe seperti ini hidup dalam keraguan. Pergulatan antara keyakinan dan perbuatannya mewarnai kepribadiannya. Keasyikan keindahan dunia lebih kuat menariknya untuk melupakan keyakinan bahwa kematian adalah permulaan dari kehidupan lain.

Tipe ini sangat takut bila mengingat kematian. Rasanya kematian akan menyeretnya dalam lubang misteri  mengerikan.

Kemudian ada tipe yang ketiga. Tipe ini yang keyakinannya sangat kuat bahwa kehidupan dunia adalah salah satu penggalan yang harus dijalani. Kematian merupakan starting point untuk kelanjutan kehidupan berikutnya. 

Kelakuannya sehari menunjukkan secara jelas keyakinannya. Kebajikan dari perbuatannya tidak didasari sama sekali kepada imbalan dunia semata. Tindakannya lebih banyak didorong oleh imbalan yang akan diperoleh nantinya di kehidupan berikutnya. 

Tipe ini penuh percaya diri menempuh kehidupan dan juga tidak takut kematian. Kematian dipandang sebagai terminal berikutnya yang akan dijalaninya dan merasa sudah berada di jalur yang seharusnya. 

Keyakinan akan ada kehidupan berikutnya membuat mereka punya pandangan jauh melampaui kehidupan itu sendiri. Semua kebajikan yang diperbuat didorong oleh motivasi adanya kehidupan setelah kematian. 

Kehidupan setelah kematian dipercaya sebagai sambungan dari kehidupan saat ini, bahkan lebih istimewa baik dari segi durasi maupun kualitasnya. Dan yang lebih penting mereka percaya bahwa apa yang terjadi dalam kehidupan sekarang akan dibawa kehadapan kehidupan berikutnya.

Legacy Kematian Pesohor (Jacob Oetama Meninggal Dunia)

Kematian itu sendiri akan meninggalkan legacy bagi yang mengingatnya. Tidak peduli merupakan tipe yang mana seseorang memandang kematian, namun saat ajal menjemput akan meninggalkan kesan bagi yang mengenal kita. 

Makin populer seseorang, makin tinggi kualitas perbuatannya semasa hidup sehingga bisa menyihir banyak orang untuk terinspirasi, maka makin besar warisan yang ditinggalkan.

Tanggal 9 September 2020, Jakob Oetama tokoh yang lengendaris di bidang pers meninggal dalam usia 89 tahun. Jacob Oetama Meninggal Dunia. Sehari sebelumnya, Alfred Riedl mantan pelatih nasional sepak bola Indonesia juga menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 70 tahun. 

Tidak ada maksud sama sekali dengan menyandingkan kedua tokoh, untuk mempersamakan kualitas legacynya. Penyebutan secara berurutan, sekedar memunculkan fakta karena waktu meninggalnya hampir bersamaan. Jelas dan terang kedua tokoh ini berbeda, baik dari sisi kebangsaan (Alfred bangsa Austria, Jakob orang Indonesia), maupun bidang yang digelutinya. 

Persamaan yang pasti dan tak terbantahkan dari kedua tokoh adalah mereka telah meninggalkan legacy untuk dikenang. Warisan yang ditinggalkan oleh legendaris pers Jakob Oetama sangat berharga. 

Rasa kebangsaan dan rasa kemanusiaan Jakob telah menginspirasi masyarakat Indonesia baik pembaca koran Kompas yang dimilikinya maupun yang tidak. Kegigihan dan kejujurannya berjuang dalam profesi yang ditempuhnya telah menerpa melewati batas kemampuan manusia biasa.

Sementara Alfred Riedle sebagai mantan pelatih nasional meninggalkan kenangan bagi pecinta sepak bola Indonesia. Prestasi anak asuhnya tim Garuda menembus final piala AFF (Konfederasi Sepak Bola Asia Tenggara) sebanyak dua kali melekat dibenak rakyat Indonesia, khususnya pecinta sepak bola. 

Anak asuhnya mantan Tim Garuda pasti akan merasa kehilangan sekaligus mendapat inspirasi dari Alfred yang kebapakan dan tegas dalam melatih.

Setiap manusia akan meninggalkan legacy pada saat meninggal dunia. Prestasi yang membuat orang kagum. Perbuatan2 yang menginspirasi orang lain sehingga mendorong orang lain untuk menirunya. Kebajikan2 untuk orang banyak sehingga membekas secara massive.

Sudah siapkah kita untuk meninggalkan legacy? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun