Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Menjemput Jakob Oetama dan Alfred Riedl

10 September 2020   18:16 Diperbarui: 11 September 2020   07:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 9 September 2020, Jakob Oetama tokoh yang lengendaris di bidang pers meninggal dalam usia 89 tahun. Jacob Oetama Meninggal Dunia. Sehari sebelumnya, Alfred Riedl mantan pelatih nasional sepak bola Indonesia juga menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 70 tahun. 

Tidak ada maksud sama sekali dengan menyandingkan kedua tokoh, untuk mempersamakan kualitas legacynya. Penyebutan secara berurutan, sekedar memunculkan fakta karena waktu meninggalnya hampir bersamaan. Jelas dan terang kedua tokoh ini berbeda, baik dari sisi kebangsaan (Alfred bangsa Austria, Jakob orang Indonesia), maupun bidang yang digelutinya. 

Persamaan yang pasti dan tak terbantahkan dari kedua tokoh adalah mereka telah meninggalkan legacy untuk dikenang. Warisan yang ditinggalkan oleh legendaris pers Jakob Oetama sangat berharga. 

Rasa kebangsaan dan rasa kemanusiaan Jakob telah menginspirasi masyarakat Indonesia baik pembaca koran Kompas yang dimilikinya maupun yang tidak. Kegigihan dan kejujurannya berjuang dalam profesi yang ditempuhnya telah menerpa melewati batas kemampuan manusia biasa.

Sementara Alfred Riedle sebagai mantan pelatih nasional meninggalkan kenangan bagi pecinta sepak bola Indonesia. Prestasi anak asuhnya tim Garuda menembus final piala AFF (Konfederasi Sepak Bola Asia Tenggara) sebanyak dua kali melekat dibenak rakyat Indonesia, khususnya pecinta sepak bola. 

Anak asuhnya mantan Tim Garuda pasti akan merasa kehilangan sekaligus mendapat inspirasi dari Alfred yang kebapakan dan tegas dalam melatih.

Setiap manusia akan meninggalkan legacy pada saat meninggal dunia. Prestasi yang membuat orang kagum. Perbuatan2 yang menginspirasi orang lain sehingga mendorong orang lain untuk menirunya. Kebajikan2 untuk orang banyak sehingga membekas secara massive.

Sudah siapkah kita untuk meninggalkan legacy? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun