Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kematian Menjemput Jakob Oetama dan Alfred Riedl

10 September 2020   18:16 Diperbarui: 11 September 2020   07:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiap hari ribuan kematian terjadi di dunia. Malah dalam situasi pendemi covid-19 puluhan kematian menimpa penduduk Jakarta karena virus covid-19. 

Serentetan statistik kematian tidak berpengaruh sama sekali kepada kekejiwaan,  termasuk kematian massal akibat pendemi. Berbeda efeknya kalau kematian menimpa kerabat dekat atau orang penting, terasa berbeda. 

Minimal kita akan terdiam sejenak merenungkan apa yang terjadi. Kadang kita merasa kejadian yang sama telah begitu dekat menghampiri. Penasaran atas misteri kematian menghentak dada, menagih jawaban.

Ada beberapa sikap orang memandang kematian. Perbedaan pandangan ini didasarkan pada pengamatan dari tingkah laku sehari2 manusia dan dugaan motivasi yang mendasarinya. Sehingga pembagian ini bukanlah pembatasan yang mutlak adanya. Beberapa kriteria yang diuraikan mungkin saja tidak dimonopoli dari satu tipe saja, sehingga ada kemungkinan terdapat satu kriteria di masing2 tipe.

Tipe pertama yang memahami kematian berdasarkan info sumir antara percaya dan tidak. Tipe manusia yang mempercayai sesuatu setelah mengalami langsung, termasuk kepada tipe seperti ini. 

Mereka tidak pernah bisa belajar dari pengalaman orang lain. Mereka belajar hidup dari pengalamannya sendiri. Tingkah sehari2nya,  cenderung nekad dalam bertindak. 

Kalau menggeluti olah raga pasti akan memilih olah raga yang menantang maut. Mereka tipe penikmat dunia sejati, hidup dengan segala ornamen kegembiraan dunia. 

Hidup untuk hari ini dan hidup itu fun. Orang lain akan menghindar dari kegiatan2 yang beresiko tinggi,  malah tipe pertama ini mencari kegiatan2 mengerikan yang mengundang maut. 

Ketakutannya akan kematian nyaris tidak tampak, bahkan mungkin tidak percaya setelah kematian ada kehidupan berikutnya. Akibatnya seluruh sikap, perbuatannya hanya didasarkan motivasi dunia. 

Kalau berbuat baikpun bukan didasarkan kepada pahala di akhirat, tapi berdasarkan imbalan dunia semata. Tipe ini memandang kematian akhir dari kehidupan dan yang nyata adalah kehidupan itu sendiri. Semua konsekwensi kehidupan hanya berlaku sebatas kehidupan. Kematian adalah akhir segala2nya.

Kemudian ada tipe kedua yang secara makna mengerti banget bahwa kematian adalah peristiwa antara untuk kehidupan selanjutnya. Percaya bahwa kehidupan yang dijalani sekarang punya konsekwensi untuk kehidupan lain setelah kematian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun