Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pecahan Beling

21 Mei 2022   11:45 Diperbarui: 21 Mei 2022   12:07 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal Ayah sudah tak sesibuk dulu, ia lebih banyak meluangkan waktu di rumah. Menemani Ibu yang lebih banyak diam.

Ayah juga tak lagi memajang foto-foto Kamal di ruang tengah. Di kamar tidur. Bahkan di selipan album foto. Mereka seperti tengah berusaha melupakan Kamal. 

Aku menduga, kepergian Kamal meninggalkan penyesalan dan rasa bersalah yang begitu dalam. Entahlah.

Banyak hal yang tak kumengerti dari apa yang kulihat dari Ayah, Ibu, bahkan dari Kamal sendiri. Tetapi setidak-tidaknya, aku bersyukur pagi itu Kamal mengajakku bersembunyi di dalam kamar. 

Mengunci pintu. Sampai kemudian Ayah dan Ibu menemukan kami terbaring berdua, menggenggam beling yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun