Pada periode itu, Allegri berhasil membuktikan bahwa pertahanan ialah pondasi terbaik dalam sebuah skema sepakbola. Namun tak berhenti di sana, ia juga tak abai dalam menyematkan ornamen-ornamen yang membuat sepakbolanya tampak begitu cantik.
Pelan namun pasti, skema menyerang Allegri mencapai bentuk terbaiknya pada musim itu. Lihat saja duet Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala yang begitu ditakuti.
Sains melalui data-data statistik telah berbicara, bahwa di mana-mana, skema bertahan justru baru bisa menemukan soliditasnya, ketika ia juga diisi oleh karakter pemain yang memiliki naluri menyerang.
Artinya, dalam sebuah skema sepakbola, kecakapan bertahan bukan cuma menjadi tugas seorang gelandang bertahan, terlebih cuma tugas para bek di belakang. Melainkan juga merupakan tanggung jawab seluruh pemain yang saat itu berada di lapangan. Tanpa terkecuali.
Itulah mengapa dalam menyusun skenario bertanding di musim ini, Allegri tampak kerap kali mengesampingkan posisi asli pemain, dan lebih menuntut versatilitas dari para pemainnya.
Di atas kertas, Allegri bisa saja menempatkan Federico Bernardeschi sebagai pemain sayap, namun saat pertandingan berlangsung, Bernardeschi bisa saja memerankan karakter yang bukan pada posisinya. Semua bergantung bagaimana kebutuhan tim saat pertandingan.
Secara tak langsung, Allegri ibarat mengadopsi prinsip-prinsip dasar teknologi kedirgantaraan. Misalnya saja mengacu pada fungsi sayap pesawat, yang tidak hanya berguna sebagai elemen pemecah udara untuk terbang dan melayang. Melainkan juga sebagai penahan laju berputar dan pendaratan. Agaknya, Allegri menginginkan para pemainnya mengusung filosofi itu.
Itulah mengapa, pemain-pemain beratribusi menyerang seperti Dybala hingga Chiesa, di seperempat laga Liga Italia musim ini, tampak mulai lugas dalam menjalankan skema Allegri.
Awalnya para pemain Juve terlihat sangat kikuk. Sebab bagaimanapun juga, mereka yang berdiri di lini serang, dituntut mampu mengidentifikasi serangan lawan, lewat bekal naluri menyerang yang mereka miliki.
Tentu saja pemain-pemain seperti Dybala, hingga Morata, tidak dititikberatkan Allegri untuk turun jauh ke jantung pertahanan. Namun kesediaan mereka dalam mengeliminasi ruang gerak lawan dari lini terdepan, tentunya akan sangat memudahkan kerja kolektif pemain lain dalam menghalau setiap serangan. Hal yang selama ini dianggap enggan dilakukan oleh seorang Cristiano Ronaldo.
Ya, nama yang terakhir disebut memang lantang disuarakan oleh Allegri, sebagai sosok yang paling bertanggungjawab dalam memudarnya corak hitam-putih pada Lo spirito Juventus.