Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepuluh Hari Bersama Kapal Pelni (Bagian Kedua)

25 Juni 2022   05:16 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:33 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal Pelni (www.tribunnews.com)

Kami pun beradu argumen, sampai akhirnya saya nyatakan bahwa saya punya tiket bagasi dan sudah membayar untuk bagasi. Namun tentu saja itu tidak cukup, karena tiket bagasi saya menunjukkan jumlah kardus yang lebih sedikit.

Kesalahan saya waktu itu adalah memberikan tiket bagasi ke petugas tersebut. Tiket itu pun akhirnya dipegang dan tidak mau saya minta kembali. Dia memaksa saya membayar kekurangan bayar tiket bagasi.

Saya berpikir, mau berkeras dengan mengatakan "iya akan saya bayar dan tolong siapkan bukti pembayaran", namun sayang, saya pun tidak punya uang cukup saat itu. Uang yang ada, saya perhitungkan hanya cukup untuk membayar buruh bagasi saat turun nanti di Bitung.

"Iya pak, nanti saya bayar, tapi saya tidak ada uang sekarang. Nanti kalau sudah di Bitung saya akan bayar".

Saya berkeras mengaku tidak ada uang, yang memang itulah kenyataannya.

Untunglah di tiket bagasi itu, tidak ada yang menunjukkan nomor kamar saya. Seharian itu saya tidak kembali ke kamar. Saya terus berputar-putar di kapal, dengan harapan petugas tadi tidak tahu saya tidur di kamar mana.

Esok paginya, hari ke-10 saya sudah bersiap. Petugas yang biasa memeriksa tiket melakukan pemeriksaan akhir dan menyatakan selamat jalan dengan tulus. Saya membalas ucapan terimakasih pula tentunya, karena dia kawan saya ngobrol juga selama ini.

Beberapa jam lagi kapal akan sandar di pelabuhan akhir di Bitung. Barang bawaan di kamar sudah saya packing baik-baik. Akhirnya, kapal memasuki Selat Lembeh, siap merapat di Pelabuhan Bitung.

Saya sempat berpikir, bagaimana dengan tiket bagasi saya. Itu adalah bukti pembayaran yang akan saya klaim ke kantor. Tapi, ya sudahlah, itu urusan nanti saya di kantor. Kalau saya nekad ketemu petugas tadi hanya untuk meminta tiket bagasi, belum tentu saya dapat tiket itu kembali, yang ada malah saya digetok membayar biaya bagasi tambahan.

Hal terpenting saat ini adalah, saya bisa meloloskan selusin kardus bagasi saya ke luar dari kapal ini, tanpa membayar lagi.

Hal yang saya harapkan akhirnya terjadi. Ini pelabuhan akhir, akan menjadi situasi paling sibuk, ramai, rumit, dan chaos dari seluruh pelabuhan yang disinggahi selama 10 hari ini sebelumnya. Itu benar terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun