Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepuluh Hari Bersama Kapal Pelni (Bagian Pertama)

22 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:34 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kapal Pelni (www.pelni.co.id)

Malam pertama ini saya masih khawatir. Sebelum masuk kamar, saya berjalan keliling dahulu, memastikan kardus-kardus kami masih tetap pada tempatnya. Tentu melihat-lihat dari jauh saja.

Kamar kelas II dengan kamar kelas I di kapal Pelni sesungguhnya sama saja, hanya berbeda jumlah penumpang yang berbagi kamar. Di kamar kelas II saat itu terdapat tiga ranjang tingkat, dengan satu kamar mandi di dalam. Kami penumpang di kamar itu tidak perlu berbagi kamar mandi dengan banyak penumpang lain.

Malam pertama di kapal saat itu, sesungguhnya membuat saya susah tidur. Saat itu saya sama sekali tidak punya dan tidak sempat membawa uang tunai dalam jumlah yang saya anggap cukup.

Hal yang saya khawatirkan adalah, bagasi penumpang saat itu adalah "obyekan" pada kru kapal. Kalau bagasi kami ini dipersoalkan oleh petugas, mau tidak mau saya harus memberikan tips kepada mereka. Dari mana uang tips tersebut.

Pagi hari, pengeras suara telah menginformasikan, kami akan tiba segera di Pelabuhan Kota Tual. Dari atas kapal, pelabuhan ini tampak lebih besar dari Saumlaki. Terdapat dua dermaga besar terpisah. Dermaga besar sedikit menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi biasanya lebih banyak di daerah tersebut.

Kapal Pelni di Pelabuhan Tual (www.beritabeta.com) 
Kapal Pelni di Pelabuhan Tual (www.beritabeta.com) 
Sejak semalam saya sudah memasang target. Ketika kapal berlabuh, maka misi utama saya adalah segera turun untuk mencari ATM dan mengambil uang tunai, tabungan. Sedikit was-was karena diumumkan bahwa kapal hanya singgah sekitar setengah jam. Maka begitu kapal sandar sempurna, saya sudah siap di pintu keluar kapal.

Saya turun bersama para penumpang lain yang berjejal dengan penumpang dan buruh bagasi berebut masuk. Menapak di pelabuhan saya celingukan, mata menyapu pelabuhan, mencari kotak kaca bertuliskan ATM. Tidak ada.

Setengah berlari saya keluar area pelabuhan menuju jalan terbesar yang bisa saya lewati. Sepanjang 100-200 meter ditelusuri, tanya kanan kiri, tidak ada informasi letak ATM berada. Stom kapal mulai berbunyi. Saya lunglai setengah berlari kembali ke kapal. Mungkin di pelabuhan berikutnya, saya bisa mendapatkan ATM ini.

Baca juga: Jika Ingin Kembali, Inilah Saatnya

---

Berada di kapal Pelni besar, menjadi penumpang kelas II termasuk nyaman. Kami mendapat sedikit privasi untuk kamar tidur dan kamar mandi. Walaupun maksimal dapat ditempati enam penumpang, tapi selama perjalanan ini, tidak pernah penumpang kamar saya ini penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun