Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sepuluh Hari Bersama Kapal Pelni (Bagian Pertama)

22 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 25 Juni 2024   23:34 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kapal Pelni (www.pelni.co.id)

Sesungguhnya pada jaman itu, sudah merupakan hal yang biasa untuk membawa apa pun ke atas kapal Pelni. Jangankan cuma kotak kardus, yang membawa sofa pun ada. Tentu semua bagasi "illegal" tersebut berkompensasi dengan memberi tips ke petugas yang ada, saat itu.

Buruh bagasi yang kami sewa memang luar biasa. Dari perawakannya mungkin berumur 50an, dengan tangan dan jari-jari yang lebar khas petani atau buruh pekerja keras. Satu kardus kami sampai 2-3 orang mengangkat dan mengangkut sampai ke atas kapal, tapi dia, dengan santai mengangkat satu per satu kardus 50an kilo itu sendirian.

Stom atau klakson kapal sudah menggaung dua kali. Sebentar lagi stom tiga kali dan kapal akan bergerak berangkat. Kata orang Ambon: "kapal su stom tiga kali, itu tanda mo lapas tali".

Walaupun saat itu kami beramai-ramai ke pelabuhan dan mengatur semua keberangkatan ini, namun sesungguhnya, hanya sayalah, sendiri, saat itu yang akan berangkat.

Misi saya saat itu adalah: membawa seluruh barang kantor beserta ratusan buku-buku yang berharga ini dengan selamat sampai ke pelabuhan Bitung, dalam 10 hari perjalanan laut.

Kapal su stom tiga kali, kapal su lapas tali, tidak ada kata untuk kembali lagi, dan dimulailah drama 10 hari.

Baca juga: Sumba, Kuda, dan Malaria

---

Pukul 10 malam, kapal tarik jangkar dan bergerak pelan. Biasanya kami suka juga duduk-duduk di pelabuhan, sekadar melihat keramaian jika kapal-kapal besar datang siang atau sore. Memperhatikan hilir mudik manusia, yang sibuk maupun terharu, yang tertawa maupun menangis saat kapal tiba dan berangkat dari pelabuhan.

Kali ini saya yang berdiri di tepi pagar kapal bagian dalam, melihat orang-orang berdadah-dadah dari atas kapal, termasuk teman-teman saya sendiri, yang sebagiannya saya tidak pernah bertemu lagi sampai saat ini.

Kapal telah bergerak menjauh. Saumlaki hanya tinggal titik-titik terang lampu, dan kami akhirnya keluar Teluk Saumlaki. Informasi pengeras suara menyebutkan tujuan pelabuhan selanjutnya adalah Tual, di Kepulauan Kei, arah timur laut Saumlaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun