Suatu ketika, pesawat sudah siap di ujung landas pacu. Sirene sudah berhenti berbunyi. Namun pesawat tidak kunjung terbang.
Tiba-tiba seseorang dari kantor lapangan terbang ini, dengan motor melaju menuju ujung landas pacu lainnya.Â
Sekitar lima menit, si pengendara motor kembali. Sirene dibunyikan kembali. Kemudian terdengar deru mesin pesawat dan pesawat melintas kemudian lepas landas.
Kami tanya kanan kiri, kenapa tadi pesawat lama berangkat, dan kenapa ada orang dengan motor masuk ke landasan ketika pesawat akan berangkat.
"Biasa itu Pak. Mungkin ada sapi melintas di jalur terbang, sehingga perlu orang untuk mengusir dan dan memastikan sapi itu tidak berada dekat di jalur terbang," kata seorang petugas.
"Ooo." Pesawat delay karena sapi melintas runway.
Baca juga: Angin Barat, Kapal Kayu, dan Yamdena
---
Soal keterlambatan pesawat MNA sesungguhnya dahulu jarang terjadi di Saumlaki, kecuali pesawat tidak jadi datang dari Ambon pada hari yang seharusnya, maka pasti tidak ada juga penerbangan hari itu. Pesawat dari Ambon akan langsung balik lagi ke Ambon, tidak pernah menginap di Saumlaki.
Repotnya adalah ketika penggagalan penerbangan terjadi di Ambon yang menuju Saumlaki. Kami biasa menginap di Kota Ambon.Â
Jarak dari Kota Ambon ke Bandara Pattimura saat itu sebelum ada Jembatan Merah Putih, masih sekitar 35-an km dengan waktu tempuh lebih dari satu jam.