"Saya merasa kesusahan dan sengsara, ditambah lokasi rumah saya yang sangat jauh. Kalau pulang dengan tangan hampa, terpaksa saya harus berjalan kaki sampai ke rumah saya," ungkap keluh ibu Martha.
Kalau ada uang lebih baru dirinya bisa naik becak atau angkutan umum untuk pulang kerumah. Jika tidak, jalan kaki menjadi pilihan terakhirnya untuk pulang ke rumah.
Hal ini dibenarkan oleh Rossa yang sering melihat nenek Martha didepan toko jualan ibunya Indo Jaya, di sekitar jalan Jan Paays, Kota Ambon.
"Sekitar jam setengah 8 pagi nenek Martha sering mampir didepan toko ibu saya untuk berjualan," ujar Rossa pada Minggu (12/12/2021).
Rossa menyatakan, dirinya melihat nenek Martha begitu rajin dan sangat semangat untuk bekerja. Walaupun barang dagangan jarang dibeli oleh orang yang berlalu-lalang didepan toko ibunya.
Dunia Semakin Maju, Kesulitan Semakin Dirasakan.
"Pagi hingga siang sekitar jm setengah 11 nenek Martha berjualan didepan toko, setelah itu lanjut Papalele di kota. Sore nenek Martha kembali lagi ke toko untuk menitipkan dagangannya," ujar Rossa.
Saat ini, banyak orang lebih menyukai makanan yang tampilannya menarik dan tentunya enak rasanya, terkhususnya anak-anak muda.
"Apa boleh dibuat? Makanan yang dijual nenek Martha pun untuk zaman sekarang hanya sedikit orang yang menyukainya, mungkin kalau ada pun pasti orang tua bukan anak muda" ungkap Rossa.
Rossa menyatakan, bukan ingin merendahkan jualannya nenek Martha tapi zaman ini banyak penjual atau pengusaha yang mengkreasikan jualannya.
Walaupun apa yang dijual oleh nenek Martha sama seperti yang dijual oleh mereka. Tapi, yang tampilannya menariklah yang akan dibeli oleh orang.