Mohon tunggu...
Hasna Alifa Raudya
Hasna Alifa Raudya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Teruslah menulis, menggoreskan kata yang mungkin tak dapat terucap.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jangan Asal Percaya Berita Hoaks, Orang Tua Harus Cermat dalam Literasi Digital

21 September 2021   10:30 Diperbarui: 21 September 2021   11:07 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kemenkominfo sudah siap meluncurkan program literasi digital pada tahun 2021. Sebenarnya, rencana ini sudah dirancang beberapa waktu lalu. Namun, pandemi Covid-19 yang menuntut semuanya dilakukan secara daring semakin memantapkan program ini.

Program literasi ini diharapkan dapat menjangkau 50 juta masyarakat Indonesia tanpa dipungut biaya sampai tahun 2024. Sementara itu, tahun 2021 ini direncanakan 20 ribu program pelatihan berdasarkan kurikulum dan modul yang berlandaskan empat pilar literasi, yakni keterampilan, etika, keamanan, dan budaya.

Pengertian Literasi Digital

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai literasi secara digital, ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan literasi secara digital itu sendiri. Literasi secara digital merupakan kemampuan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mencari, menemukan, membuat, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi atau konten dengan kecakapan teknikal maupun kognitif.

Di era serba modern seperti sekarang ini, literasi dalam bentuk digital dianggap sangat penting karena menjadi tuntutan terhadap perkembangan zaman. Maka dari itu, tak heran jika pemerintah terus menggencarkan berbagai program literasi secara digital yang gratis bagi masyarakat Indonesia.

Dengan adanya literasi ini, diharapkan masyarakat, khususnya pengguna internet dapat bertanggungjawab atas informasi yang dibagikan maupun diperoleh. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk menjaga privasi dan keamanan data di internet.

Berdasarkan laporan dari Kemendikbud RI terkait literasi dalam bentuk digital, seorang peneliti bernama Douglas A.J. Belshaw menyebut bahwa ada 8 elemen untuk mengembangkan literasi secara digital, yakni:

1. Kultural, merupakan pemahaman terkait berbagai konteks pengguna dalam dunia digital

2. Konstruktif, merulakan reka cipta terkait sesuatu yang aktual dan ahli

3. Kognitif, merupakan daya pikir masyarakat dalam menilai suatu konten

4. Komunikatif, merupakan pemahaman terkait komunikasi dan jejaring di dunia digital

5. Kritis dalam menanggapi konten

6. Kreatif dalam melakukan hal baru

7. Percaya diri dan bertanggung jawab

8. Memiliki rasa tanggung jawab secara sosial

Prinsip Literasi Digital

Merujuk pada pengertian yang sudah dijelaskan sebelumnya, literasi dalam bentuk digital memiliki beberapa prinsip, yakni:

1. Pemahaman, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami berbagai informasi yang diberikan oleh media, baik secara eksplisit maupun implisit

2. Kurasi, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk memahami, mengakses, dan menyimpan iformasi untuk dibaca kemudian hari. Selain itu, kurasi juga merujuk pada kemampuan bekerja sama dalam mencari atau mengorganisasi informasi yang berguna

3. Sosial, media harus membagikan informasi kepada masyarakat untuk meraih keberhasilan literasi jangka panjang

4. Saling ketergantungan, maksudnya adalah hubungan antara satu media dengan media lainnya tidak dapat terpisahkan atau saling bergantung. Maka dari itu, media harus berdampingan dan saling melengkapi

Manfaat Literasi Digital 

Literasi dalam bentuk digital tentu saja memiliki berbagai manfaat. Bila dibandingkan dengan literasi secara manual, berikut beberapa manfaat literasi secara digital.

1. Menghemat Waktu 

Literasi dengan metode digital tentu saja lebih menghemat waktu daripada literasi manual. Pasalnya, masyarakat tidak perlu mencari buku beserta halaman-halamannya untuk menemukan suatu informasi. Anda hanya perlu mengetikkan kata kunci, kemudian mencari sumber resmi yang terpercaya.

2. Lebih Praktis 

Ketika mencari informasi secara manual, tentu saja Anda membutuhkan buku fisik. Namun, lewat literasi digital, Anda hanya memerlukan gadget. Dalam gadget itulah Anda bisa menemukan berbagai artikel, jurnal online, e-book, dan lain sebagainya. Tentu saja opini publik menyebut bahwa literasi berbasis digital jauh lebih praktis.

3. Memperoleh Informasi Terkini 

Kehadiran portal literasi berbasis digital yang terpercaya bisa membuat masyarakat selalu memperoleh informasi terkini. Selain itu, kehadiran program literasi ini juga membuat masyarakat selalu terhubung antara satu dengan yang lain. Dalam beberapa kasus mendesak, tentu saja hal ini akan sangat menguntungkan.

4. Memperluas Pengetahuan 

Buku yang berbentuk fisik umumnya hanya mengangkut satu tema saja. Berbeda dengan internet yang menyimpan segala informasi terkait dunia. Kehadiran literasi berbasis digital tentu saja akan membuat pengetahuan Anda semakin luas.

5. Mendorong Masyarakat untuk Berpikir Kritis 

Sudah dijelaskan sebelumnya, literasi berbasis digital merupakan proses mencari, memilah, dan memahami suatu informasi dari teknologi canggih, seperti gadget. Program ini tentu saja mampu mendorong masyarakat untuk berpikir lebih kritis. Selain itu, daya pikir dan fokus masyarakat juga akan dilatih dengan literasi ini.

6. Sarana Mencari Nafkah

Masyarakat yang melek digital khususnya orang tua, dapat memanfaatkan kondisi apapun melalui sarana digital seperti, pemasaran dan jual beli dalam jaringan. 

Tantangan Literasi Digital 

Dalam menjalankan program literasi secara digital, pemerintah harus menghadapi berbagai tantangan. 

Tentu saja berbagai tantangan ini sudah mulai memudar seiring berjalannya waktu. Namun, minimnya kesadaran dari masyarakat bisa berdampak negatif bagi program literasi ini. Maka dari itu, tak ada salahnya untuk mengetahui berbagai tantangan literasi dalam bentuk digital.

1. Banyaknya Arus Informasi 

Seiring berkembangnya zaman, informasi menjadi mudah diakses. Namun, ternyata banyaknya arus informasi malah menjadi tantangan tersendiri bagi program literasi secara digital ini. Arus informasi yang padat menandakan bahwa masyarakat terlalu banyak menerima informasi pada waktu yang bersamaan.

Padahal, literasi sendiri memiliki makna mencari, memilah, dan memahami suatu informasi yang tepat. Saking banyaknya arus informasi, masyarakat cenderung melupakan poin kedua, yakni memilah. Apalagi, di kalangan orang tua. 

Informasi digital bisa berasal dari mana saja, mulai dari berita, Facebook, atau bahkan grup WhatsApp. Umumnya, informasi tersebut diteruskan berulang kali, sehingga tidak ada yang meneliti kebenarannya. Jadi, bisa saja informasi yang dibagikan atau diterima bersifat bohong atau hoax.

2. Konten Negatif

Program literasi ini diikuti oleh seluruh kalangan masyarakat dari berbagai usia. Namun, maraknya konten negatif dapat menjadi hambatan bagi program literasi secara digital. Apalagi, orang tua tidak dapat mengawasi anak selama 24 jam penuh.

Di media digital, masih banyak ditemukan konten negatif yang berbau SARA, pornografi, kekerasan, dan lain sebagainya. Bahkan, sejumlah informasi juga mengandung penipuan. Maka dari itu, pemerintah terus menggencarkan sosialisasi agar masyarakat dapat memilah mana konten yang positif dan mana yang negatif.

3. Minimnya Pengetahuan Teknologi

Seperti namanya, literasi secara digital tentu saja menggunakan alat yang canggih berbasisteknologi. Bagi sebagian kalangan, khususnya anak muda, menggunakan teknologi mungkin bukanlah hal yang sulit. Lantas, bagaimana dengan orang tua dan lansia yang lahir pada tahun 1970-an ke bawah?

Menurut opini publik, program literasi secara digital harus lebih ditekankan pada orang tua dan lansia karena golongan tersebut masih terbilang gagap teknologi. Tentu saja semua orang menginginkan terbentuknya masyarakat yang cerdas dan modern dari seluruh kalangan, bukan hanya pelajar saja.

Tips Literasi Digital

Agar literasi digital berjalan dengan lancar, Anda bisa menerapkan beberapa tips literasi digital berikut ini.

1. Mau belajar dan mengenal teknologi lebih dalam

2. Terbuka bagi segala hal yang bersifat positif

3. Pilih media literasi yang terpercaya, bisa dari situs resmi atau akun sosial media

4. Memilah-milah mana informasi yang baik dan mana yang buruk

5. Berpikir dengan matang dan jangan menyerap informasi mentah-mentah

Setelah mendengar berbagai penjelasan di atas, semua masyarakat harus semakin sadar akan pentingnya literasi digital. Selain itu, gunakan program literasi ini sebaik mungkin dan jangan menyebar atau menerima berita hoax yang mengandung kebencian, SARA, penipuan, dan lain sebagainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun