Bagaimana caranya? Bisa melalui cerita buku atau media lainnya, jika di sekolah saya menggunakan alat bantu media pembelajaran melalui Buku Pilar 'Toleran, Cinta Damai dan Bersatu/Pilar ke-9' didalamnya terdapat ilmu pengetahuan khusus untuk anak usia dini agar mengenal dan memahami bagaimana bersikap dan berkarakter positif.
Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, fenomena 'takjil war' bukan hanya sebagai menu pelengkap buka puasa di Bulan Ramadhan, namun telah meluluhkan sekat suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang jarang terjadi di belahan dunia manapun, ah! Pokoknya I Love Indonesia Weh lah .... Hmm.....
Nah, jika kamu dan kalian di posisi saya, sebagai pendidik dan tenaga kependidikan dengan anak-anak usia dini sebagai generasi emas yang berpikir kritis yang serba tahu segalanya sebelum kita dan selalu ingin tahu, Â maka hal pertama apa yang akan anda lakukan? Hehe
Kalau saya sih memberikan pemahaman dengan tidak 'menjudge'Â mereka 'main hp mulu' dan lain-lain, tetapi dengan memberikan pemahaman bahwa itu adalah alat komunikasi dan belajar menggunakannya dengan aturan (bagi yang terlanjur sudah terkontaminasi gadget ya, tidak jarang saya melakukan metode terapi bagi anak usia dini bagi yang sudah ketergantungan gadget).
Karena tidak bisa dipungkiri anak usia dini sekarang 'sekali lagi' adalah generasi 'canggih' dimana mereka memiliki pengalaman luas berselancar di dunia Maya bahkan tanpa pengawasan orang dewasa dan dunia dalam genggaman mereka. Waspadalah.... Â
Peran kita sebagai orang dewasa sangatlah penting dalam pembentukan karakter baik dan positif dengan memberikan contoh yang baik, memberikan motivasi dan inovasi mengarahkan pembelajaran bermain yang bermakna dan menyenangkan.
Sekali lagi tulisan ini tidak bermaksud apapun, hanya murni bentuk kerisauan saya selaku praktisi PAUD bahwa ternyata kita berada jauh di antara anak-anak kita jika kita berfikir bahwa anak yang tahu segalanya adalah berbahaya, namun jika memberikan edukasi yang baik maka akan sebaliknya.Â
Celotehan anak yang diluar nalar kita terkadang memicu kita untuk lebih kreatif dan tanggap dalam menghadapi generasi 'canggih' ini, dengan bijaksana dan kasih sayang.
Etika, adab, hormat, santun dan pendengar yang baik bagi anak usia dini adalah bentuk nyata praktik saya di sekolah dalam menangani fenomena-fenomena yang terjadi, walaupun sekali lagi kita bukanlah Tuhan yang bisa mengubah anak semau kita.
Dengan usaha pembiasaan baik, praktek baik dan pengetahuan yang baik secara terus menerus dan masif maka akan menjadi pola hidup dan karakter baik bagi anak usia dini kedepannya dan seterusnya tidak lupa melangitkan mereka dalam doa-doa terbaik kita.
Terima kasih