Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Konsep Dasar Pendidikan Holistik Berbasis Lingkungan bagi Anak Usia Dini

5 Januari 2023   18:07 Diperbarui: 7 Januari 2023   07:00 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : pembuatan potray dari sisa anorganik |Dokumentasi pribadi Hana Marita Sofianti

"Anak mengenal alam dari lingkungan, mewujudkan karakter mulia, sopan santun tata-krama, beragama, berbudaya, berprestasi yang tinggi .... " (Lagu : Anak Mengenal Lingkungan/Hana Marita Sofianti) 

Paradigma pendidikan yang dipengaruhi oleh berkembangnya Society 5.0 dan Revolusi Industri 4.0 membuat hal-hal yang semestinya tidak ada menjadi ada dan begitupun sebaliknya dari ada menjadi tidak ada, biasa menjadi tidak biasa, dan tidak biasa menjadi biasa. Ini menjadi sebuah konsep dasar paradigma di semua jenjang pendidikan Indonesia.

Apa itu Revolusi Industri?

Merupakan suatu perubahan yang terjadi pada peradaban kehidupan manusia ditandai berpengaruhnya teknologi di kehidupan manusia dengan diawali ditemukannya penggunaan mesin uap dalam industri pada tahun 1784 (revolusi industri 1.0)

Pada tahun 1870 ditemukannya penggunaan mesin produksi massal tenaga listrik dan penemuan mesin telegraf, disebut revolusi industri 2.0, sedangkan untuk tahap revolusi industri 3.0 dimulainya penggunaan mesin otomasi dan informasi.

Begitu seterusnya hingga saat ini kita berada pada tahap revolusi industri 4.0 yang dimulai pada tahun 2011 di mana penggunaan industri dengan jaringan internet, misalnya mengklik tombol on/off dari kejauhan dengan teknologi aplikasi online dan lain sebagainya.

Keseluruhan tahapan tersebut di atas merupakan upaya yang dilakukan manusia dengan tujuan untuk mempermudah kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri.

Apa itu Society 5.0?

Merupakan resolusi atas revolusi industri 4.0 yang sedang terjadi yang diprakarsai dan digagas oleh negara Jepang pada tanggal 21 Januari tahun 2019 dan berfokus pada sumber daya manusia yang menjadi komponen utama dalam teknologi moderen saat ini.

Society 1.0 dimulai pada tahap manusia ada, mempertahankan hidup dengan cara berburu, dan mulai mengenal tulisan. Selanjutnya di Society 2.0 dimulai dengan manusia mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk kelangsungan hidupnya.

Berlanjut pada era Society 3.0 disinilah mulai adanya pengaruh dari revolusi industri 1.0 pada tahun 1784 di mana manusia sudah mulai menggunakan mesin untuk menjalankan aktivitas sehari-harinya ditandai dengan penggunaan mesin pada sektor pertanian yang bertujuan memudahkan manusia untuk bercocok tanam.

Society 4.0 ditandai dengan manusia mulai mengenal teknologi komputer hingga internet, pada tahap ini manusia sudah mulai berada pada tahap revolusi industri 2.0 dan 3.0.

Society 5.0 VS Revolusi Industri 4.0

Saat ini di mana semua teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri, internet tidak hanya digunakan sekadar untuk berbagi informasi melainkan sebagai kebutuhan untuk menjalankan komponen utama manusia yang mampu menciptakan sesuatu nilai yang baru melalui perkembangan IPTEK supaya dapat meminimalisir adanya tiga kesenjangan menurut Prof. Otto Scharmer (Kesenjangan Ekologis, Sosial dan Spiritual).

Pada tahap ini Society 5.0 adalah tahap Super Smart Society artinya segala sesuatu yang tujuannya adalah untuk memudahkan kehidupan manusia jangan sampai pengaruhnya jadi sebaliknya. 

Pada tahap ini misalnya, smartphone for smart people, bukan smartphone for stupid people. Artinya kita tidak bisa memungkiri bahwa kecanggihan teknologi adalah upaya manusia untuk mempermudah bukan untuk mempersulit, semua ha tersebut berdampak pada evolusi sistem pada produk budaya manusia itu sendiri.

Apa itu Evolusi Sistem?

Merupakan proses perubahan sistem pengoperasian tatanan suatu peradaban manusia atau tatanan negara dimulai dari: pemerintahan, kesehatan, pertanian, pendidikan dan lainnya.

Dalam 4 tahap Evolusi Sistem yang berpengaruh dalam dunia pendidikan yaitu sistem operasi 1.0 pada tahun 1784 yang berpusat pada input dan otoritas di mana sistem pendidikan berpusat pada guru, artinya guru adalah merupakan satu-satunya sumber untuk belajar, apa yang dipelajari guru itu tetap dan tidak berubah selama berpuluh tahun lamanya.

Ditandai dengan belum adanya pendidikan formal namun yang ada adalah pendidikan tradisional, seperti contoh belajar agama pada para wali, resi, dan lainnya, belajar satu ilmu silat di padepokan, belajar ilmu pedang atau senjata ke pandai besi.

Pada tahun 1870 sistem operasi 2.0 ditandai dengan dimulainya pendidikan formal yang berpusat pada output, seperti berdirinya sekolah yang diprakarsai oleh penjajah saat itu, yaitu SR (Sekolah Rakyat), pada tahap ini hasil outputnya bersandar pada ujian dan berproses ada hasil (fast in fast out : cepat masuk cepat keluar/belajar ala bulimia) karena tidak berdasarkan kebutuhan peserta didik.

Sistem operasi 3.0 pada tahun 1969 diawali dengan berpusat pada outcome dan pengguna, artinya pendidikan di Indonesia sudah mulai berpusat pada pembelajar dan masalah karena pada tahap ini Indonesia sudah merdeka dan pendidikan sudah mulai tersistem. Sehingga pada tahap ini bapak Tokoh Pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara menyebutkan kata 'menghamba pada murid'.

Saat ini sistem operasi berada pada tahap 4.0 yaitu berpusat pada seluruh sistem, artinya dalam sektor pendidikan yaitu 'mendidik manusia seutuhnya' atau 'insan kamil' merupakan manusia yang sempurna akal, iman, adab, ilmu, dan amal sehingga dapat memperkuat sektor lainnya.

Pada tahap mendidik manusia seutuhnya dan keterkaitan revolusi industri 4.0 juga Super Smart Society tahap 5.0 juga yang hari ini terkoneksi pada abad 21 sehingga sistem operasi pendidikan adalah dengan melihat profil peserta didik dan gaya belajarnya, khususnya jenjang pendidikan anak usia dini.

Foto : Pendidikan Holistik Berbasis Lingkungan bagi Anak Usia Dini | Dokumentasi pribadi Hana Marita Sofianti
Foto : Pendidikan Holistik Berbasis Lingkungan bagi Anak Usia Dini | Dokumentasi pribadi Hana Marita Sofianti

Konsep Dasar Pendidikan Holistik Berbasis Lingkungan Jenjang PAUD

Sebagaimana hal-hal yang sangat mendasar, konsep yang diulas di atas, menyebutkan bahwa sistem operasi pendidikan kita dipengaruhi oleh beberapa hal/faktor diantaranya: Society, Revolusi Industri dan Evolusi Sistem.

Semua memiliki keterkaitan dalam peradabannya dan memiliki paradigma tersendiri di kehidupan kita sehari-hari khusunya di sistem pendidikan terbuktinya dengan pengalaman kita ketika sekolah yaitu pergantian kurikulum sekolah dari mulai CBSA, KBK, KTSP, Kurikulum 2013, dan sekarang KOSP.

Semuanya memiliki peran penting dalam perencanaan penyelenggaraan pendidikan di tanah air, khususnya di lembaga atau satuan pendidikan yang di kelola, sebagai tolak ukur, faktor maju dan berkembangnya sekolah yang kita kelola.

Pendidikan holistik adalah cara pandang dalam penerapan pendidikan yang menyeluruh sebagai dasar pedoman penyelenggaraan pendidikan di setiap satuan pendidikan dengan tujuan yang tertera pada sistem pendidikan nasional dan sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila.

Didalam kurikulum merdeka terdapat tiga opsional atau pilihan bagi jenjang PAUD, yaitu: 

1. Kurikulum 2013 secara utuh dan penerapan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) atau disebut kurikulum mandiri belajar.

2. Kurikulum 2013 yang disederhanakan dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) disebut kurikulum mandiri berubah.

3. Kurikulum Merdeka secara utuh (tahapan ini disebut dengan kurikulum mandiri berbagi).

Kurikulum Mereka memiliki dua struktur kurikulum yaitu intrakurikuler dan proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) dalam pengimplementasiannya setiap jenjang pendidikan memiliki peluang untuk melakukan pembelajaran berbasis proyek yang disesuaikan dengan kondisi/lingkungan sekolah atau kearifan lokal, budaya daerahnya masing-masing.

Lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat merupakan Trisentra Pendidikan yang juga sangat berpengaruh didalam penyelenggaraan tatanan satuan pendidikan dan tidak dapat dipisahkan.

Dalam penerapannya secara sederhana, satuan pendidikan memanfaatkan lingkungan yang ada yaitu di sekolah dengan mengembangkan pembelajaran yang ramah otak dan ramah kantong, ups! maaf.... maksudnya minim pembiayaan dengan cara misalnya: memanfaatkan sisa anorganik atau sampah yang bisa di daur ulang seperti plastik, bekas kotak susu bekal anak ke sekolah yang tidak bisa kita hindari, selain itu sebagai upaya untuk menjaga lingkungan.

"Jadi, konsep dasar pendidikan holistik berbasis lingkungan bagi anak usia dini adalah sebuah pola pikir, paradigma, dan mindset dalam penerapan pembelajaran di satuan pendidikan dengan memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada di sekitar dan mudah didapatkan sebagai bahan APE sesuai dengan tujuan nasional pendidikan dan falsafah pendidikan dan sejalan dengan implementasi kurikulum merdeka yang digaungkan oleh kemendikbud ristek saat ini".

Di mana setiap stakeholder pendidikan/warga sekolah, khususnya guru atau pendidik harus memiliki wawasan luas, memiliki cara pandang dan mulai memperbaiki pola didik dan pola asuh yang sudah tidak sama lagi kondisi zamannya seperti dulu, namun tetap tidak melepaskan keagungan leluhur budaya, tradisi, norma dan adab kita sebagai manusia.

Mendidik manusia seutuhnya dimulai dari jenjang anak usia dini (0-6 tahun) adalah langkah nyata dalam mewujudkan cita-cita luhur bangsa untuk menyiapkan generasi emas tahun 2045 mendatang, tentunya dengan memperhatikan pendidik dan tenaga kependidikannya juga dengan cara mensejahterakan nya.

Karena amanah ini sudah ada, beribu dan beratus-ratus tahun lamanya untuk dijaga demi keberlangsungan hidup manusia secara utuh dan menyeluruh.

Jika bukan tugas kita, siapa lagi?

Hana Marita Sofianti

Purwakarta, 05 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun