Terdapat sekitar 100-200 tiang disepanjang jalan tersebut yang dipasang dengan foto dan gambar siswa berprestasi dengan tema Tatanen di Bale Atikan.
Juga dengan pesan-pesan pendidikan ekologi, tiga diantaranya :Â
- Cikal Nauvaldi S (SMPN 5 Purwakarta) "Berguru Pada Bumi"
- Feliya Apriliansyah (SMPN 1 Maniis) "Makan Apa Yang Kita Tanam"
- Ririn Ariyani (SMPN 3 Tegal Waru) "Bakti Ka Alam"
Itulah beberapa pesan moral alam atau pesan pendidikan yang tersirat disepanjang jalan kota atau kabupaten Purwakarta.
Terdapat foto / gambar dari mulai jenjang SD, SMP, dan SMA semuanya mengandung makna dan merupakan reward yang diraih dari pelaksanaan implementasi program Tatanen di Bale Atikan.
Pendekatan Pendidikan Ekologi melalui Permakultur
Di Purwakarta khusunya pelopor pendidikan yaitu Bapak Dr. H. Purwanto M.Pd telah menggaungkan program tatanen ini sejak beberapa tahun kebelakang.
Dengan menerapkan konsep Permakultur yang bukan hanya sekedar bertani, bukan sekedar berkebun, bukan sekedar panen, bukan pula menjadikan peserta didik sebagai petani.
Melainkan menciptakan ketahanan, kemandirian, kedaulatan diri terhadap alam secara utuh, juga memperkuat karakter dan menjadi solusi dalam mengatasi pencemaran serta kerusakan lingkungan dan alam.
Dibuat secara sederhana dengan design dan proses yang step by step, melalui analisa lingkungan sekitar dan menentukan tahapan SADAR ( Survey, Analisis, Desain, dan Rencana aksi).
Proses analisis ini sangat penting dalam menentukan jenis lokasi, jejak ekologis, hingga tanaman yang akan ditanam, dan menentukan fungsi dari tanaman tersebut.
"Makanlah apa yang kita tanam, tanamlah apa yang kita makan" merupakan jargon yang kian hari memberikan kekuatan bagi setiap sekolah yang akan memulai proses pendidikan ekologi melalui tatanen di bale atikan dengan pendekatan Permakultur.