Kalau anak-anak ngapain? Kami sibuk main kartu. Selalu saja kartu tidak pernah lupa karena inilah kebiasaan kami sejak kecil setiap kali kumpul. Tidak ada unsur perjudian, kami hanya bermain kartu untuk having fun saja. Permainan kami juga tidak pernah ganti yaitu 4-1, minuman dan kucingan. Bermain kartu menjadi salah satu sarana  wajib bagi kami untuk menghabiskan waktu bersama.Â
Kehangatan keluarga semakin terasa saat para orang tua tertawa terbahak-bahak karena ada yang kalah. Momen yang begitu langka bagi kami ini tidak akan pernah kulupakan. Keseruan malam ini membuat kami lupa waktu, hingga tak terasa sudah tengah malam, kami bergegas tidur.
Keesokan harinya, aku dan beberapa saudara jalan-jalan di sekitar villa. Sedangkan yang lainnya antre mandi dan menjaga villa sambil menunggu sate kelinci datang. Udara pagi yang segar membuat badan ini kembali fresh. Tidak jauh dari villa ternyata ada kampung halloween yang berisikan patung hantu. Sayangnya tempat itu sedang direnovasi, jadilah kami hanya mengbadikan momen di depannya saja.
Di telaga ini konon katanya ada lubang jepang juga. Lubang bikinan jepang ini dibuat saat masa penjajahan yang difungsikan sebagai tempat persembunyian. Aku sudah sering ke sini jadi sangat hafal dengan kawasan wisata ini. Di telaga Sarangan, pengunjung akan dimanjakan dengan kuliner khas yaitu sate kelinci, buah-buah segar, berkelilling naik kuda, shopping oleh-oleh dan naik boat mengelilingi telaga.Â
Naik boat inilah yang tidak pernah kuewatkan kalau ke sini. Harga satu boat sekali putaran Rp100.000 untuk empat orang. Saat itu sih, kami ditraktir pakdeku dari Purwodadi, jadi kami dibolehkan naik boat keliling 3x. Aha! Seru banget. Pengendara boat juga cepat akrab dengan kami. Dia tidak segan-segan mempercepat laju boat kami, sehingga airnya muncrat sampai ke muka kami. Basah-basah tidak masalah nanti juga kering sendiri pikirku.
Ada kalanya pengemudi boat beratraksi, kami menyoraki mereka sebagai bentuk apresiasi karena sudah menghibur kami. Â Selama istirahat, lagi -- lagi kami makan. Kali ini bukan sate kelinci, tapi makan bakso dan jagung. Emang dasar keluargaku semuanya hobi makan. Bahkan adik-adikku yang cowok satu manguk saja kurang. Wah, benar-benar beruntung sekali abang tukang bakso bertemu kami. Mungkin saja baksonya ludes kami makan.Â