Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Be(lie)ve [Chapter 1: Fighting!]

4 April 2017   18:00 Diperbarui: 5 April 2017   01:30 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Mereka membuat Aileen sebal lantaran berkomentar, “Kok tes terus, sih? Kapan berangkatnya?” Berpura-pura santai sambil melontarkan senyuman, gadis itu selalu membalasnya dengan, “Bukan mau daftar TK, makannya banyak tahapannya.”

            Terlepas dari itu semua, hal pasti yang akan dia ketahui satu bulan lagi adalah bahwa dia berhasil mendapatkan beasiswa itu. Pasalnya, dia rasa sudah memberikan alasan yang tepat mengapa pihak penyelenggara (LPDP[3]) harus memilihnya, membuat motivation letter yang unik, memiliki pengalaman yang cukup berkenaan dengan jurusan yang diambil, dan surat rekomendasi serta dukungan dua dosennya yang malang melintang ke luar negeri sebagai perwakilan kampus.

***

            “Ai, udah kamu lihat belum E-mail-mu?”

            Aileen meraih pembatas buku di dekatnya untuk disisipkan ke halaman 179. Dari posisinya yang tengkurap, dia lantas terduduk di tepi tempat tidur dan menanggapi pertanyaan Mama. Satu-satunya orang yang memanggilnya Ai, bukan Leen seperti yang lainnya.

           “Belum, ma. Besok aja, deh. Aku masih gerogi.” Aileen terkekeh sesaat.

           “Kabar baik harus diketahui secepatnya, kan?”

           “Hmm, iya sih.” Gadis itu tampak sedikit berpikir. “Oke deh ma, aku lihat,” lanjutnya, kemudian meraih ponsel yang ada di meja dekat tempat tidur.

            Mendadak ponsel yang dipegang gadis itu terasa seperti bukan miliknya. Dia kebingungan mencari aplikasi Yahoo. Duh, tanganku kok gemetaran kayak gini? Jangan-jangan aku gagal. Sia-sia usahaku selama ini.

            “Ada apa, pa?” tanya Mama.

            “Itu, Sesha sama Marinta main ke sini,” lapor Papa Aileen yang berdiri di mulut pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun