Rin tertawa renyah sebelum menjawab. “Semua orang pasti suka hal yang baru. Ya, aku hanya menebak saja, kau pasti belum pernah melakukan Pudding Art. Lihat saja, kau ini gadis tomboy yang sukanya olahraga keras.” Ia menunjuk pedang yang terbungkus yang ada di belakang tubuh Namie dengan dagunya.
Senyuman Namie mendadak sirna. Apa yang dikatakan Rin barusan membuat hatinya tidak keruan. Tomboy dan menyukai olahraga keras? Sejujurnya, itu bukan murni kemauannya. Semua karena paksaan yang membuatnya sangat tertekan.
“Daijoubu desuka?[7]” tanya Rin, melihat keanehan di wajah gadis yang tangannya sedang ia genggam erat itu karena sedang berjalan beriringan dengan kendaraan masing-masing.
“Ya, jangan khawatir.”
Rin sama sekali tidak percaya kalau gadis itu baik-baik saja. Ia juga menaruh curiga, ada hubungan apa antara perkataannya tadi dengan perubahan mendadak mimik Namie yang bahagia menjadi murung? Ia mengembuskan napas, mencoba menenangkan diri. Siapa tahu dengan lebih dekat dengan teman tomboynya itu, ia bisa tahu apa yang selama ini gadis itu sembunyikan. Termasuk wajah lebamnya yang mungkin membuat hampir seantero sekolah penasaran.
[1] Makanan berbahan dasar tepung terigu yang diencerkan dengan air, kemudian dicampur dengan telur, daging, kol, yang selanjutnya digoreng.
[2] Panggilan untuk perempuan yang sudah cukup lama mengenal.
[3] Bodoh!
[4] Maaf, ini siapa?
[5] Selamat pagi.
[6] Terima kasih