Tujuh puluh lima tahun semenjak pertama kali teks proklamasi dibacakan. Hari dimana Indonesia memproklamirkan kemerdekaan bangsa.
17 Agustus 1945, Indonesia telah menyatakan merdeka, bebas dari para penjajah yang ingin menguasai Nusantara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah ini.
Kemerdekaan Indonesia adalah sesuatu hal yang diperoleh dari perjuangan. Bukan merupakan pemberian dari negara manapun. Begitu banyak darah yang tumpah, demi menjaga tanah air tercinta. Merekalah pahlawan-pahlawan yang gugur demi mempertahankan negara.
Sesuai dengan isi teks proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur No. 56, pada  17 Agusus 1945 yang berbunyi:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnya
Djakarta, 17-05-'05
Wakil bangsa Indonesia.
Kini usia Indonesia sudah tujuh puluh lima tahun. Usia yang sudah tidak digolong muda. Masih banyak pekerjaan yang harus dilaksanakan. Masih banyak amanah sebagai warga negara yang belum kita laksanakan.
Sebagai warga negara yang hidup pasca kemerdekaan, tentunya kita tidak merasakan bagaimana rasanya perperang dan melewati hari-hari dengan penuh kecemasan, mengorbankan segalanya, harta, jiwa, keluarga, dan nyawa. Dibutuhkan keberanian dengan jiwa nasionalisme tinggi untuk bertahan dan melawan para penjajah yang datang.
Indonesia yang kaya akan hasi-hasil bumi khususnya rempah-rampah, telah menarik hati dan mengundang para pedagang Eropa untuk menguasai kekayaan alam yang melimpah di Indonesia.
Keberhasilan Muhammad Al-Fatih menaklukkan kota Konstantinopel pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II Turki Ustmaniah, telah mengakibatkan jalur perdagangan rempah diblokade. Sehingga jalur perdagangan rempah ke Eropa terhambat, akibatnya harga menjadi sangat mahal.
Hal ini mendorong pengusaha Eropa berfikir untuk mendapatkan rempah langsung dari pusat-pusat penghasil rempah. Mereka mulai berlayar hinga sampai ke Indonesia.
Tujuan utama bangsa Eropa ke Indonesia mempunyai tiga misi yaitu gold, glory, dan gospel.
Tahun 1596 adalah pertama kali bangsa Belanda mendarat di wilayah Indonesia, dengan empat kapal dagang mendarat di Banten, tujuannya awalnya hanya untuk berdagang dengan mendapatkan harga rempah yang murah.Â
Lama-kelamaan misi inipun berubah seiring dengan meluasnya kekuasaan Belanda dan terbentuknya Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). VOC ini didirikan oleh Belanda sebagai wadah untuk mengatasi persaingan sesama pedagang bangsa Eropa.
Setelah terbentuknya VOC. Belanda mulai meluaskan dan melakukan manopoli perdagangan. Tidak sampai disitu, pemerintah Belanda juga mulai masuk ke pemerintahan Indonesia.
Tahun 1619, Batavia (sebelumnya Yogyakarta, dan sekarang menjadi Jakarta) berhasil dikuasai oleh Belanda yang kemudian dijadikan pusat VOC. Semenjak berdirinya VOC ini membuat posisi perdagangan Indosesia dalam keadaan sulit.
Kebijakan yang diterapkan dalam perekonomian Indonesia selama berada dibawah penjajahan yaitu, penjualan tanah pertikelir, sistem pajak tanah, sistem tanam paksa.
Tanam paksa ini adalah masa dimana masyarakat dalam keadaan sengsara, mereka hanya bekerja untuk memperkaya para penjajah. Empat puluh tahun lamanya tanam paksa (1830-1870) itu berlangsung.
Sikap nasionalisme para pejuang tanah air dalam membela negara adalah bukti kecintaan dan sikap patriotisme.
Kita yang hidup saat ini, tidak dituntut untuk perperang mengorbankan nyawa. Yang bisa kita lakukan adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang membanggakan bangsa Indonesia. Dalam mengisi kemerdekaan upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana kemerdekaan itu diisi sesuatu hal yang positif.
Belajar, berkarya, berinovasi adalah beberapa hal yang bisa menjadi opsi dalam mengisi kemerdekaan.
Mengisi kemerdekaan juga bisa dilakukan dengan cara mencintai buku, menciptakan diri dan lingkungan keluarga sadar dan melek literasi.
Literasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan membaca dan menulis. Dengan membaca maka akan tercipta generasi yang tumbuh dengan ilmu pengetahuan yang luas.
Dengan membaca, maka menghasilkan generasi yang tidak mudah dipengaruhi oleh provokasi.
Dengan membaca, maka akan meningkatkan efek yang sangat luar biasa, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat sekitar, dan Indonesia umumnya.
Penelitian mengungkapkan bahwa negara dengan tingkat baca yang tinggi adalah negara yang maju, negara yang menguasai perekomonian, menjadi pusat rujukan terhadap ilmu pengetahuan.
Sebagai remaja yang tumbuh di era teknologi, banyak sekali hal yang bisa dilakukan. Kesempatan berkarya tentunya terbuka sangat luas. Tergantung kepada diri sendiri apakah mau mengambil kesempatan, lalu berfikir untuk melahirkan ide-ide cemerlang.
Membaca adalah salah satu opsi, untuk mengisi kemerdekaan, menjadi generasi yang cerdas adalah sesuatu yang diharapkan bangsa Indonesia untuk membangun Indonesia kedepan agar mampu bangkit untuk lebih maju lagi
Remaja adalah harapan bangsa, remaja adalah orang-orang yang kelak akan memimpin bangsa. Apa jadinya jika masa remaja kita habiskan untuk hal-hal yang sia-sia.
Maka untuk itu, mari memulai kebiasaan kecil yang dapat merubah mindset, cara fikir, cara bersikap dan bertindak.
Buka mata, mari lihat sekitar, apa yang bisa kita lakukan untuk Indonesia tercinta.
Mulailah berubah untuk hal-hal yang kecil, sehinga lambat laun kebiasaan kecil itu akan berdampak besar kepada bangsa pertiwi ini.
Semoga dengan banyaknya pemuda yang cinta akan literasi, membuat Indonesia memiliki banyak pemuda dengan pengetahuan yang luas, agar siap pemimpin bangsa untuk menjadi lebih baik.
Dirgahayu Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H