Mohon tunggu...
Hamsiah Hamsi
Hamsiah Hamsi Mohon Tunggu... Administrasi - Pejuang Literasi

Pegiat yang ingin membuka bawasan dunia lewat membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memaknai 75 Tahun Indonesia Merdeka

17 Agustus 2020   14:46 Diperbarui: 17 Agustus 2020   14:44 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Keberhasilan Muhammad Al-Fatih menaklukkan kota Konstantinopel pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II Turki Ustmaniah, telah mengakibatkan jalur perdagangan rempah diblokade. Sehingga jalur perdagangan rempah ke Eropa terhambat, akibatnya harga menjadi sangat mahal.

Hal ini mendorong pengusaha Eropa berfikir untuk mendapatkan rempah langsung dari pusat-pusat penghasil rempah. Mereka mulai berlayar hinga sampai ke Indonesia.

Tujuan utama bangsa Eropa ke Indonesia mempunyai tiga misi yaitu gold, glory, dan gospel.

Tahun 1596 adalah pertama kali bangsa Belanda mendarat di wilayah Indonesia, dengan empat kapal dagang mendarat di Banten, tujuannya awalnya hanya untuk berdagang dengan mendapatkan harga rempah yang murah. 

Lama-kelamaan misi inipun berubah seiring dengan meluasnya kekuasaan Belanda dan terbentuknya Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). VOC ini didirikan oleh Belanda sebagai wadah untuk mengatasi persaingan sesama pedagang bangsa Eropa.

Setelah terbentuknya VOC. Belanda mulai meluaskan dan melakukan manopoli perdagangan. Tidak sampai disitu, pemerintah Belanda juga mulai masuk ke pemerintahan Indonesia.

Tahun 1619, Batavia (sebelumnya Yogyakarta, dan sekarang menjadi Jakarta) berhasil dikuasai oleh Belanda yang kemudian dijadikan pusat VOC. Semenjak berdirinya VOC ini membuat posisi perdagangan Indosesia dalam keadaan sulit.

Kebijakan yang diterapkan dalam perekonomian Indonesia selama berada dibawah penjajahan yaitu, penjualan tanah pertikelir, sistem pajak tanah, sistem tanam paksa.

Tanam paksa ini adalah masa dimana masyarakat dalam keadaan sengsara, mereka hanya bekerja untuk memperkaya para penjajah. Empat puluh tahun lamanya tanam paksa (1830-1870) itu berlangsung.

Sikap nasionalisme para pejuang tanah air dalam membela negara adalah bukti kecintaan dan sikap patriotisme.

Kita yang hidup saat ini, tidak dituntut untuk perperang mengorbankan nyawa. Yang bisa kita lakukan adalah mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang membanggakan bangsa Indonesia. Dalam mengisi kemerdekaan upaya yang harus dilakukan adalah bagaimana kemerdekaan itu diisi sesuatu hal yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun