Tentunya kita tidak asing dengan istilah coaching dalam dunia pendidikan. Coaching merupakan suatu kebutuhan mendalam dimana seorang pendidik (coach) berupaya untuk membantu peserta didik (coachee) tidak hanya dalam memberikan informasi tetapi juga membina dan membimbing peserta didik dalam perjalanan perkembangannya. Seorang pendidik dituntut untuk memiliki kemampuan coaching karena beberapa alasan berikut ini:Â
a. setiap coachee memiliki kebutuhan belajar yang berbeda sehingga dengan memiliki kemampuan coaching, pendidik dapat beradaptasi terhadap kebutuhan individual peserta didik dengan lebih tepat dan efektif.Â
b. dapat membangun dan mengembangkan koneksi atau hubunngan yang kuat antara coach dan coachee sehingga dapat menciptakan lingkungan yang nyaman untuk berbagi dan belajar.
c. memberdayakan peserta didik untuk meraih kesuksesan dibidang akademis dan non akademis dimana hal ini melibatkan pengembangan kemampuan atau keterampilan hidup yang dibutuhkan di dunia nyata.
2. Pendidik Berperan Mendorong Keterlibatan Aktif Peserta Didik
Sebagai fasilitator, pendidik dituntut untuk mendorong keterlibatan aktif siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centered learning). Contohnya seperti kerja tim, pembelajaran proyek berbasis masalah (problem based learning), dan diskusi kelompok (focus group discussion) dan lain sebagainya.Â
3. Pendidik Memanfaatkan Fasilitas Teknologi / IT
Dengan memanfaatkan fasilitas teknologi pendidikan seperti komputer, laptop chromebook, tablet, perangkat lunak pembelajaran dan platform pembelajaran online maka guru dapat memperkaya pengalaman belajar peserta didik. Unduk mendukung percepatan siswa dalam memahami pembelajaran, guru dapat mengintegrasikan teknologi dalam aktivitas  pembelajaran, menyediakan akses ke pembelajaran digital, dan menggunakan tools kreatif seperti video, presentasi multimedia interaktif dan lain - lain.
Faktor Penghambat Peran Guru Sebagai Fasilitator Pembelajaran
- Kurangnya Pengalaman Sebagai Fasilitator
Dikarenakan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran yang tidak mudah dan minimnya pengalaman, maka seringkali guru masih menjalankan peran lamanya yang seringkali mendominasi kelas, kurang memberi kesempatan dan peluang peserta didik dalam menyampaikan pendapat serta tanggapan, seringkali memihak beberapa murid dan mengkritik peserta didik sehingga menyebabkan suasana pembelajaran terasa kaku dan menyebabkan kurangnya motivasi belajar siswa. Â
2. Kurangnya Wawasan Terhadap Teori Guru Sebagai Fasilitator