Mohon tunggu...
Hamli Syaifullah
Hamli Syaifullah Mohon Tunggu... -

Blogger di "Blog Strategi dan Keuangan" serta Dosen di UMJ

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Yakinlah, Anda Guru yang Bisa Menulis

20 Juli 2017   07:03 Diperbarui: 20 Juli 2017   19:58 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kapapanpun, keinginan menjadi seorang guru yang penulis tidak akan tercapai, tanpa adanya kerja keras bagi seorang guru. Kerja keras yang harus dilakukan, misalnya, rutin berlatih menulis setiap hari, rajin berkunjung ke seminar kepenulisan---entah yang berbayar ataupun yang gratis, rajin berkonsultasi ke penulis senior, bergabung dengan kelompok kepenulisan, dan lain sebagainya.

Contoh lain, yang sangat nyata ialah, dari artikel yang Anda baca saat ini. Sebagai seorang guru (baca: dosen) yang sekaligus ingin menjadi penulis handal, saya bekerja keras dengan mengumpulkan beberapa sumber refrensi. Kemudian, saya sempatkan habiskan waktu menulis di perpustakaan kampus tempat saya mengajar. Dan Alhamdulillah, saya pun bisa menghasilkan sebuah tulisan yang bisa dibaca, dan semoga bermanfaat untuk para pembaca.

Mungkin, bila dibandingkan dengan guru lainnya, kerja keras saya akan lebih besar. Bisa saja, saat guru lain sedang santai di sela-sela jam mengajar, saya malah habiskan waktu di perpustakaan dengan mengetik dan membaca buku. Saat guru lainnya tidur terlelap di malam hari, saya masih fokus mengetik di depan leptop. Hal tersebut, hanya sebagai contoh bagaimana kerja keras harus dilakukan oleh seorang guru, yang ingin menjadi guru penulis.

Saya sangat yakin, jika Anda saat ini bermimpi menjadi guru yang sekaligus penulis, kerja keras harus Anda tancapkan dalam lubuk hati yang paling dalam. Insya-Allah, dengan kerja keras dan unsur-unsur lainnya, cita-cita menjadi guru yang penulis akan tercapai.

Kedua: Berani Salah

Saat ini, banyak orang yang merasa takut berbuat salah. Karena ketakutannya yang besar, membuat dirinya tak berani berbuat apa-apa dalam hidupnya. Sehingga, dirinya lebih memilih berdiam diri, tak mau mencoba, hingga membunuh keinginan-keinginan yang menyembul di dalam hatinya.

Contoh, Anda ingin menjadi guru sekaligus seorang esais yang handal, tapi karena Anda tak mau mencoba menulis esai disebabkan takut salah, maka sampai hari kiamat pun impian menjadi seorang guru yang sekligus esais tak akan tercapai.

Contoh lain, Anda saat ini seorang guru, dan berkeinginan menjadi guru sekaligus penulis buku-buku diktat (pelajaran). Akan tetapi, Anda tak pernah berani mencoba menulis buku satu kalipun. Sehingga, membuat diri Anda harus mengubur dalam-dalam impian tersebut. Disebabkan, Anda takut salah dalam menulis buku.

Ketakutan demi ketakutan harus Anda singkirkan, jika ingin menjadi guru yang penulis. Karena dengan menyingkirkan ketakutan yang timbul dalam diri kita, maka akan mampu mengembangkan kreativitas yang ada dalam diri kita masing-masing. Karena kreativitas dalam menulis itu sangat dibutuhkan. Tanpa kreativitas, rasa-rasanya sangat sulit guru bisa hasilkan tulisan.

Menurut Plato dalam bukunya yang berjudul Ion menjelaskan bahwa kreativitas timbul dari inspirasi yang hebat (bersifat ketuhanan). Proses kreasi adalah kondisi di mana kesadaran seseorang menyerah pada kegilaan. Hal ini menunjukkan bahwa proses kreasi diperoleh dari sumber eksternal (David S. Kodrat dan Wina Christina: 2015, 78).

Sebaliknya, Aristoteles mempunyai pandangan yang berbeda. Proses kreasi menekankan pada tingkat keahlian, kecermatan, dan ketelitian. Hal ini menunjukkan bahwa proses kreasi berasal dari sumber internal (David S. Kodrat dan Wina Christina: 2015, 78).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun