Mohon tunggu...
Hamimeha
Hamimeha Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger, desain grafis, parenting enthusiast.

https://www.hamimeha.com/

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Sekilas tentang Profesi Editor, Masih Menarik Gak Sih?

31 Mei 2024   21:33 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:34 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. @belelangcerewet

"...sama-sama menarik kalau sama-sama dibayar, hehe....", Jawaban renyah Mas Rudi ketika ditanya enak berprofesi sebagai blogger apa Editor?

Pada tanggal 25 Mei 24 lalu, ada event special dari Cak Kaji Jatim. Ngobrolin seputar profesi editor langsung dari praktisinya. Pasalnya, Mas Rudi pernah menjalani profesi sebagai editor sebelum menyandang status blogger kawakan saat ini. Ah, layaklah jika tulisan pemilik blog belelangcerewet ini selalu memikat hati. Rupanya seorang editor handal uey!

Yups, jadi bagaimana sih prof!esi editor itu? 

Apakah Gen Z bakal tertarik gak ya dg gaji yag dihitungnya per halaman buku?  Ehm, cuss simak ulasanku di bawah ini ya!

Tentang Editor POV Mas Rudi

"...iya pernah  komplain oleh penulis, karena dianggap tidak mengubah tulisannya,"  tutur Mas Rudi ketika menceritakan salah satu pengalaman berkesan ketika jadi editor. Ia menjelaskan bahwa tugas editor tidak selalu mencari kesalahan. Dengan kata lain, sepanjang isi naskah buku sudah aman, menarik, maka editor gak perlu cari-cari kesalahan. 

Persepsi salah kaprah yang selama ini adalah tugas editor adalah mencari letak salah buku yang edit. Padahal, jika naskah sudah dianggap baik maka editor tidak perlu melakukan penambahan maupun koreksi pada naskah tersebut. Menariknya lagi, ternyata editor itu ada dua jenis berdasarkan perannya. 

Ada  editor yang bertugas menyunting naskah dari sisi konteks dan materinya, merencanakan buku terbit mulai dari pemilihan naskah mana yang layak terbit dan memutuskannya. Nah, editor dengan peran tersebut disebut editor akuisisi. Akan tetapi, umumnya hanya editor aja tanpa akuisisi. 

Sedangkan jenis editor lainnya yakni kopieditor. Tugas kopieditor adalah memeriksa ketepatan ejaan, tata bahasa, dan struktur kalimat agar naskah menjadi buku yang ramah untuk pembacanya. Biasanya, kopieditor mendapat arahan yang disesuaikan dengan kebutuhan kala itu. 

Gak banyak yang tahu bahwa pekerjaan editor kebanyakan saat ini memerankan dua tugas sekaligus di atas. Yups, begitulah fakta di lapangan pada umumnya. Bahkan, ada pula editor yang sengaja mempertahankan kearifan lokal atau viral agar bisa membangun pemahaman yang kuat pada pembaca. 

Lika liku menjadi editor telah dirasakan oleh lelaki berkacamata ini. Siapa sangka jika ketertarikan lelaki yang kerap dimiripin dengan Kick Andi ini berawal dari keikutsertaannya pada peluncuran buku NH Dini pada awal kuliah. Klaim Mbak NH Dini tentang editornya yang keren dalam mengedit naskah nyalah yang membuat novel-novelnya jadi apik. 

"Dibalik buku yang bagus adalah tangan dingin editor yang berkontribusi dalam menyunting naskah tersebut." 

Wah epik banget ya peran editor nih! Jadi, bagaimanakah peluang karier jadi editor di masa depan? 

Peluang Editor Di Masa Depan

"...karena penulis dan editor hakikatnya adalah mitra. Sehingga keduanya saling membutuhkan demi mewujudkan buku yang bergizi dan bermanfaat bagi pembaca, itulah poin utamanya. Kolaborasi!" insight dari Mas Rudi. 

Wah, ini kan amanat Pembukaan UUD'45 ya teman? 

Tapi realitanya, emang menjadi editor  itu aktor di balik layar. Tidak bisa kita pungkiri bahwa umumnya penulis buku memang jauh lebih terkenal dari editor yang sebenarnya membantu naskah buku menjadi apik. Kondisi ini berbeda di masa  HB Yassin yang begitu disegani karena melahirkan banyak penulis. 

Namun, kita diingatkan dengan pernyataan bahwa penulis dan editor itu mitra dan penting terus berkolaborasi. Kalau dihitung-hitung, rate card 15k perhalaman. Jika ada 100 halaman maka total 1,5 juta, lumayan sih ya padahal satu buku. Nah, tetap optimis ya bahwa profesi editor pun bisa bercuan banyak. 

Buat kamu yang tertarik jadi editor nih, mungkin bisa nyiapin bekalnya ya. Berikut kompetensi yang perlu disiapkan:

1) Memiliki kemampuan menulis

2) Terbiasa menggunakan kamus dan tesaurus

3) Memiliki kejelian dan kepekaan membaca naskah. 

4) Menguasai ejaan dan tata bahasa

5) Memiliki skill komunikasi, bisa berbahasa asing, dan berwawasan luas.

Yups, itu sekilas cuplikan IG Live cak kaji jatim mengupas profesi editor bersama Mas Rudi.  Nah, apakah kamu tertarik jadi editor?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun