Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pelita Bernama Anak Wahai Orangtua Nyalakan Sakelarnya

7 November 2023   19:12 Diperbarui: 7 November 2023   19:39 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setidaknya ada tiga hal yang menjadikan pelita itu tetap menyala, maka anak haruslah dicukupi oleh pengasuhnya kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual.

Kebutuhan fisik dikenal dengan pemenuhi gizi dan protein, terangkum dalam pola makan empat sehat lima sempurna sebagai upaya untuk mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan fisiologisnya, badan kuat, otot dan syarafnya berfungsi sebagaimana mestinya. Kekurangan kebutuhan ini dapat dilihat dengan munculnya hambatan pertumbuhan berat badan dan tingginya tidak sesuai dengan usianya.

Berkaitan dengan kebutuhan psikologis berbentuk curahan kasih sayang, tidak ada pembentakan, pola menyuruh dihindarkan, hal ini untuk memperkuat karakter, hatinya yang kokok dan selalu dalam keadaan damai, inilah energi yang konstan karena diri anak betul-betul tenang, nyaman dan stabil. Kebutuhan psikologis ini menjadi bekal kepercayaan diri dan kesiapan untuk bersosial, bersama dengan perbedaan karakter dan prinsip. Hal yang penting lagi dari pemenuhan aspek psikologi ini adalah kesiapan anak dalam menghadapi masalah dan hambatan-hambatan yang terjadi di masa pertumbuhan.

Hampir banyak dilupakan, atau tidak menjadi catatan kebutuhan dalam tumbuh kembang anak adalah spiritual, walaupun era saat ini sudah banyak penguatan anak melalui nilai spiritual, yaitu dalam bentuk doa. Banyak orang tua meneguhkan harapan anak yang didambakan dengan melakukan visualisasi dan affirmasi tentang masa depan yang akan dihadapi,  namun akan lebih kuat dan dahsyat ketika harapan-harapan itu disandarkan digantung kepada pemilik semesta, maka hal ini hanya dilakukan dengan jalur spiritual. Menyakini adanya penguasa semesta dan yakin akan memberi pertolongan dan kekuatan.

Ketiga energi itulah menjadi minyak bagi pelita, cukupkan cadangan minyak dalam diri anak agar pelita itu tak terpengaruh oleh hembusan angin, walaupun ditiup secara kuat dan kencang.

Bertemunya orang tua dengan hasrat menyalakan sekelar untuk pelitanya dengan pemenuhan energi atau minyaknya, maka anak akan tumbuh optimal, menjadi generasi yang berkilai memancarkan cahaya.

Ingat bahwa pelita itu akan memancarkan cahaya bila sakelar dinyalakan, energi yang konstan membuat nyala pelita sangat kuat. Itulah kewajiban orang tua untuk membuka keunaikan dan keistimewaan anak, beri kepercayaan, fasilitasi dan arah menuju hal positif, maka sebagaik manusaia adalah orang yang memberi manfaat kepada kehidupan manusia, pelita yang baik tidk seperti lilin, menerangi orang lain, tapi dirinya terbakar, namun pelita merupakan media di mana cahaya akan memancar darinya.

Pelita Bernama Anak Wahai Orang Tua Nyalakan Sakelarnya

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 7 Nopember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun