Orang tua yang bijaksana, selalu mendekatkan hati dengan anaknya, membangun komunikasi serta menghilangkan hambatan-hambatan yang melingkupinya. Memandang anak sebagai manusia yang unik, memiliki kebutuhan sebagimana pertumbuhan usianya, sistem demokrasi ditegakkan dalam pengasuhan anak, sehingga anak memahami apa yang dikehendaki oleh orang tua, begitu pula orang tua faham apa yang harus dilakukan untuk anaknya.
Pada sikap acuh tak acuh dan otoriter menjadikan anak kurang memiliki kelekatan dengan orang tua, sehingga sifat-sifat yang diwariskan kepada anaknya luntur dan beralih kepada coping dan melakukan imitasi kepada lingkungan sekitarnya.
Lingkungan menjadi kuasa, bila anak tidak mendapati keteduhan pengasuhan dari orang tuanya, lebih  nyaman ketika bersama teman sepermainan, lebih betah dengan orang-orang yang baru dikenal, selain dari orang tua.
Tarik ulur antara faktor keturuan dan lingkungan akan mengarah atau mendakat ke mana, sangatlah bergantung pola pengasuhan itu sendiri, apa yang diharapkan orang tua itulah kemudian mengarahkan ke mana anak harus tumbuh menjadi dewasa.
Untuk itu penting bagi orang tua, menguatkan lembaga pernikahan yang terbentuk dalam rumah tangga, meneguhkan konsensus untuk menjadi keluarga yang bahagia, melahirkan generasi emas yang siap menghadapi jamannya dan menaklukkan hambatan yang ada di depan mata.
Belajar dengan lingkungan, maka orang tua akan mengetahui lebih banyak bagaimana cara mengajarkan anak bersosialisasi agar bisa memberi manfaat, bukan sebaliknya justru terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik dan memperburuk karakter. Orang tua hebat selalu memandang anak sebagai investasi yang harus diasuh secara sempurna.
Tarik Ulur Lingkungan dan Keturunan Dalam Pengasuhan
Oleh : Hamim Thohari Majdi
Lumajang, 1 Nopember 2023