Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tarik Ulur Lingkungan dan Keturunan dalam Pengasuhan

1 November 2023   19:35 Diperbarui: 1 November 2023   19:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarik Ulur Lingkungan dan Keturunan Dalam Pengasuhan (Hamim Thohari Majdi)

TARIK ULUR LINGKUNGAN DAN KETURUNAN DALAM PENGASUHAN

Anak adalah gambaran masa kecil orang tuanya, mewariskan bentuk fisik dan ruhani, badan dan perilakunya. Namun dalam perkembangannya kesamaan-kesamaan itu ada yang bertahan, juga ada yang berubah, bagi yang melangalami perubahan, setidaknya ada dua arah, menjadi lebih baik atau sebaliknya semakin buruk.

KASUS ANAK KEMBAR

Di lingkungan penulis didapati saudara kembar, karena faktor ekonomi, maka salah satu anaknya diasuh oleh orang lain (masih dalam lingkaran keluarga), dijadikan sebagai anak angkat.

Anak yang diasuh oleh orang tua kandungnya, perkembangan fisiknya sangat lambat, sementara saudara kembar yang beda pengasuhan berat badan dan tinggi badannya mengalami kenaikan hampir lima puluh persen dari saudara kandung.

Perilaku kedua anak tersebut juga terdapat perbedaan, dalam penampilan terlihat ank yang diasuh oleh orang tunya sendiri sangat sederhana, sementara saudara kembarnya penuh kepercayaan diri dengan busana kekinian.

ASUPAN GIZI

Perbedaan berat dan tinggi badan, ternyata tidak semata-mata dari faktor keturunan, seperti yang sekarang lagi viral adalah stunting (kelambanan pertumbuhan, sehingga tidak seimbang berat dan tinggi badan dengan usianya), dalam satu pembelaannya, para orang tua menyandarkan karena faktor keturunan, memperhatlkan kedua orang tua atau salah satu dari orang tua cebol, atau silsilah keluarga hingga nnek moyang hingga leluhur.

Sebagaimana kasus pada anak kembar, harusnya memiliki kesamaan tinggi dan berat badan yang sama, nyatanya ada perbedaan dan sangat mencolok. Tentu secara kasat mata, karena si kembar yang diasuh oleh orang lain, asupan gizinya tidak sekadar cukup, bahkan berlebih, karena orang tua asuhnya mampu mencukupi. Sedang si kembar yang diasuh oleh orang tua kandungnya justru tidak bisa tumbuh maksimal, tentu faktor kesediaan pangan dalam keluarganya hanya taraf pemenuhan minimal, bisa makan dan minum tanpa memperhtikan kualitas dan kuantitasnya.

Jadi, meskipun dalam asuhan orang tua kandung, anak bisa mengalami gangguan perkembangan fisiologis, karena asupan gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perkembangan. Juga aktivitas yang menguras tenaga dan istirahat yang tidak seimbang.

Maka pemenuhan asupan gizi melalu program empat sehat lima sempurna merupakan upaya mengasuh fisik anak hingga tumbuh maksimal. Pada saat ini dengan banyaknya makannya cepat saji, jajanan yang nendang di lidah, dan segala jenis makan olahan tersaji, hingga anak-anak lebih mengutamakan mulut dari pada perut, banyak makanan yang ramah di mulut namun tidak bisa kompromi di perut. Makanan masuk hanya untuk memenuhi hajat selerea, bersela makan,  bukan memenuhi kebutuhan gizi untuk perkembangan fisiologisnya.

PUSARAN ARUS DALAM LINGKUNGAN

Tumbuh kembang anak sangatlah bergantung kepada lingkungan di mana sang anak berada. Di lingkungan itulah semua faktor mempengaruhi pola pengasuhan anak. Misal di lingkungan pesisir, dengan kemudahan ketersediaan ikat laut, maka anak-anak menjadi lebih optimal fungsi otaknya, karena makanan yang diasup mampu membangkaitkan syarat otak terangsang untuk bekerja.  

Pada masyarakat yang tinggal di area perkebunan, lebih menyenangi sayur mayur, kadang juga daging, sehingga mempengaruhi aktivitas, sedikit lebih tertata dibanding dengan anak pesisir. Atau di kawasan pasar dan lainnya.

Lingkungan yang di maksud di atas adalah pusaran sosial yang menyediakan berbagai kebutuhan, baik  materi, psikologis, sosial dan spiritual.  Di sinilah peran orang tua dipertaruhkan, betapa orang yang tinggal di dekat pasar sebagai pusat distribusi barang, namun kelemahan ekonomi menyandara pemenuhan gizi bagi keluarga.

Kebinalan anak-anak dalam lingkungan, atau berada dalam lingkungan yang harmoni, tidak menjadi seseorang akan terpengaruh secara keseluruhan, masih ada kendali kedua orang tuanya. Apakah orang tua akan membiarkan anak menjadi diri yang dibentuk oleh lingkungannhya, atau orang tua tetap memegangi genetika yang perlu ditularkan kepada anak turunnya.

POLA PENGASUHAN PALING MENENTUKAN

Antara lingkungan dan faktor pembawaan dari keturunan, masih akan diproses apakah semakin melemah atau semakin kuat karakter yang diwariskan oleh orang tua. Ganasnya lingkungan akan menjadi hal yang bisa dan tidak membayahakan bila orang tua memahami kebutuhan perkembanagn psikologis anak. Sebaliknya ramahnya lingkungan tidak menjamin mampu melahirkan anak-anak yang memiliki jiwa penuh kasih sayang.

Karakter yang diwariskan dari orang tua, sebagai faktor keturunan akan menjadi dominan dalam pengasuhan ketika anak hidup dalam lingkungan yang sama dengan orang tuanya, tanpa melakukan up grade atau inovasi-inovasi atas kebutuhan kekinian sang buah hati.

Orang tua yang permisif, menjadikan perilaku anak sebagai pembenar atas apa yang diwariskan dari dirinya, membiarkan anak tubuh secara alami, tanpa ada pendampingan dan perlindungan dari orang tua, anak tumbuh seperti layang-layang putus dari benangnya, mengikut ke mana arah angin. Inilah bagian dari orang tua yang permisif

 Pemahaman yang terbatas dan berpegang teguh kepada kekoloton, menjadikan orang tua selalu terlalu dalam pengasuhan anak, terlalu menekan anak untuk mengikuti apa yang diturutkan. Terlalu keji dalam memberi hukuman dan terlalu pelit dalam memberi pujian dan penghargaan. Sikap otoriter orang tua, menjadikan anak seperti robot, bergantung siapa yang memegang remot dan mengikut atas apa yang diperintahkan tanpa bisa menolah atau mengelak, walau sejuta alasan logis disajikan.

Orang tua yang bijaksana, selalu mendekatkan hati dengan anaknya, membangun komunikasi serta menghilangkan hambatan-hambatan yang melingkupinya. Memandang anak sebagai manusia yang unik, memiliki kebutuhan sebagimana pertumbuhan usianya, sistem demokrasi ditegakkan dalam pengasuhan anak, sehingga anak memahami apa yang dikehendaki oleh orang tua, begitu pula orang tua faham apa yang harus dilakukan untuk anaknya.

Pada sikap acuh tak acuh dan otoriter menjadikan anak kurang memiliki kelekatan dengan orang tua, sehingga sifat-sifat yang diwariskan kepada anaknya luntur dan beralih kepada coping dan melakukan imitasi kepada lingkungan sekitarnya.

Lingkungan menjadi kuasa, bila anak tidak mendapati keteduhan pengasuhan dari orang tuanya, lebih  nyaman ketika bersama teman sepermainan, lebih betah dengan orang-orang yang baru dikenal, selain dari orang tua.

Tarik ulur antara faktor keturuan dan lingkungan akan mengarah atau mendakat ke mana, sangatlah bergantung pola pengasuhan itu sendiri, apa yang diharapkan orang tua itulah kemudian mengarahkan ke mana anak harus tumbuh menjadi dewasa.

Untuk itu penting bagi orang tua, menguatkan lembaga pernikahan yang terbentuk dalam rumah tangga, meneguhkan konsensus untuk menjadi keluarga yang bahagia, melahirkan generasi emas yang siap menghadapi jamannya dan menaklukkan hambatan yang ada di depan mata.

Belajar dengan lingkungan, maka orang tua akan mengetahui lebih banyak bagaimana cara mengajarkan anak bersosialisasi agar bisa memberi manfaat, bukan sebaliknya justru terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik dan memperburuk karakter. Orang tua hebat selalu memandang anak sebagai investasi yang harus diasuh secara sempurna.

Tarik Ulur Lingkungan dan Keturunan Dalam Pengasuhan

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang, 1 Nopember 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun