Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Tarik Ulur Lingkungan dan Keturunan dalam Pengasuhan

1 November 2023   19:35 Diperbarui: 1 November 2023   19:38 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maka pemenuhan asupan gizi melalu program empat sehat lima sempurna merupakan upaya mengasuh fisik anak hingga tumbuh maksimal. Pada saat ini dengan banyaknya makannya cepat saji, jajanan yang nendang di lidah, dan segala jenis makan olahan tersaji, hingga anak-anak lebih mengutamakan mulut dari pada perut, banyak makanan yang ramah di mulut namun tidak bisa kompromi di perut. Makanan masuk hanya untuk memenuhi hajat selerea, bersela makan,  bukan memenuhi kebutuhan gizi untuk perkembangan fisiologisnya.

PUSARAN ARUS DALAM LINGKUNGAN

Tumbuh kembang anak sangatlah bergantung kepada lingkungan di mana sang anak berada. Di lingkungan itulah semua faktor mempengaruhi pola pengasuhan anak. Misal di lingkungan pesisir, dengan kemudahan ketersediaan ikat laut, maka anak-anak menjadi lebih optimal fungsi otaknya, karena makanan yang diasup mampu membangkaitkan syarat otak terangsang untuk bekerja.  

Pada masyarakat yang tinggal di area perkebunan, lebih menyenangi sayur mayur, kadang juga daging, sehingga mempengaruhi aktivitas, sedikit lebih tertata dibanding dengan anak pesisir. Atau di kawasan pasar dan lainnya.

Lingkungan yang di maksud di atas adalah pusaran sosial yang menyediakan berbagai kebutuhan, baik  materi, psikologis, sosial dan spiritual.  Di sinilah peran orang tua dipertaruhkan, betapa orang yang tinggal di dekat pasar sebagai pusat distribusi barang, namun kelemahan ekonomi menyandara pemenuhan gizi bagi keluarga.

Kebinalan anak-anak dalam lingkungan, atau berada dalam lingkungan yang harmoni, tidak menjadi seseorang akan terpengaruh secara keseluruhan, masih ada kendali kedua orang tuanya. Apakah orang tua akan membiarkan anak menjadi diri yang dibentuk oleh lingkungannhya, atau orang tua tetap memegangi genetika yang perlu ditularkan kepada anak turunnya.

POLA PENGASUHAN PALING MENENTUKAN

Antara lingkungan dan faktor pembawaan dari keturunan, masih akan diproses apakah semakin melemah atau semakin kuat karakter yang diwariskan oleh orang tua. Ganasnya lingkungan akan menjadi hal yang bisa dan tidak membayahakan bila orang tua memahami kebutuhan perkembanagn psikologis anak. Sebaliknya ramahnya lingkungan tidak menjamin mampu melahirkan anak-anak yang memiliki jiwa penuh kasih sayang.

Karakter yang diwariskan dari orang tua, sebagai faktor keturunan akan menjadi dominan dalam pengasuhan ketika anak hidup dalam lingkungan yang sama dengan orang tuanya, tanpa melakukan up grade atau inovasi-inovasi atas kebutuhan kekinian sang buah hati.

Orang tua yang permisif, menjadikan perilaku anak sebagai pembenar atas apa yang diwariskan dari dirinya, membiarkan anak tubuh secara alami, tanpa ada pendampingan dan perlindungan dari orang tua, anak tumbuh seperti layang-layang putus dari benangnya, mengikut ke mana arah angin. Inilah bagian dari orang tua yang permisif

 Pemahaman yang terbatas dan berpegang teguh kepada kekoloton, menjadikan orang tua selalu terlalu dalam pengasuhan anak, terlalu menekan anak untuk mengikuti apa yang diturutkan. Terlalu keji dalam memberi hukuman dan terlalu pelit dalam memberi pujian dan penghargaan. Sikap otoriter orang tua, menjadikan anak seperti robot, bergantung siapa yang memegang remot dan mengikut atas apa yang diperintahkan tanpa bisa menolah atau mengelak, walau sejuta alasan logis disajikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun