Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Anakmu Bukan Milikmu tapi Masa Depannya Tanggung Jawabmu

31 Oktober 2023   09:47 Diperbarui: 2 November 2023   01:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anakmu bukan milikmu tapi masa depannya tanggung jawabmu (Hamim Thohari Majdi)

Anak tentu yang dimaksud adalah anak biologis, sering disebut dengan anak kandung, merupakan dambaan setiap insan yang sedang memadu kasih dan terikat dalam bingkai perkawinan, kemudian menyatu dalam wadah bernama keluarga.

Dalam konteks kepemilikan, secara administrasi anak-anak adalah milik orangtuanya, sehingga pertanyaan yang sering muncul dalam dialog keseharian "kamu sudah punya anak berapa?" Namun kepemilikan anak tidak sama dengan kepemilikan benda atau barang yang lain.

MEMILIKI ANAK BUKAN PILIHAN

Filosofi hidup adalah pilihan, memilih dari sekian yang ada di hadapannya atas hal-hal yang membutuhkan ketegasan.

Hidup ini ada beberapa pilihan seperti, bahagia, sedih, gamang, cukup harta, berkelimpahan dan lain sebagainya, adalah pilihan yang perlu ditegaskan di awal. Di setiap pilihan mengandung konsekuensi, yaitu memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.

Tidak bisa hidup bahagia, bila pikiran-pikiran yang dibangun adalah iri hati dan jauh dari keramahan sosial serta menebar kasih sayang. Bisa menjadi berharta haruslah melakukan usaha serta membangun paradigma akan kesenangan dengan kekayaan. Hidup sehat bugar diperjuangkan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berpikir sehat.

Namun tahukah, bahwa memiliki anak bukanlah pilihan, betapa banyak suami istri melakukan usaha baik secara fisik, medis, spiritual bahkan supranatural, nyatanya tidak berhasil mendapatkan.

Kata yang tepat terhadap anak adalah anugerah dari Tuhan sang Pencipta dan pemilik semesta. Anak dianugerahkan kepada manusia-manusia pilihan, baik atas pilihannya sendiri atau tanpa berharap, anugerah itu datang melalui proses pembuahan.

Sebagai anugerah, anak lahir untuk menjadi bagian kehidupan orangtuanya, tentunya agar bisa menambah kebahagiaan dan kehormatan, sehingga ketika sudah dianugerahi anak oleh Allah, maka manfaat untuk kebaikan dan semakin menyenangkan.

ANAK SEBAGAI MANUSIA UNIK

Kehadiran anak tidaklah menjadi kehendak anak itu sendiri, bila kuasa sang anak, maka anak-anak yang akan lahir bisa menentukan siapa orangtuanya, begitu juga tempat kelahiran dan persalinannya dengan siapa.

Anak lahir dari ayah dan ibu yang telah ditentukan, karenanya anak membawa jasad dan rohani kolaborasi kedua orangtua dan leluhurnya. Dapat diperhatikan kemiripan anak dengan orangtuanya secara fisik, dari kepala hingga ujung kaki. Sedang secara rohani, anak membawa karakter dari orangtuanya, misal rajin, terampil, tegas dan pemberani.

Meski ada kemiripan secara fisik dan rohani dengan orangtuanya, anak tetaplah menjadi dirinya sendiri, sebagai individu yang memiliki keunikan. Bila dipandang dari sudut psikologis dijabarkan dua bagian yang umum disebut badan dan rohani, maka bidang psikologi menamakannya bahwa manusia terdiri dari dua bagian yaitu fisiologi dan psikologi.

Psikologi perkembangan menyebut bahwa fisiologis lebih ditekankan kepada fungsi, misal kekuatan otot sebagai bentuk kematangan fisik, sehingga organ tubuh mampu berperan seoptimal mungkin dalam kehidupan, misal kuatnya otot dan syaraf yang melingkupi tangan, bisa menerima beban atau menarik sesuatu, kekuatan otot dan syaraf kami mampu menjadikan tegaknya kaki sehingga kokoh, untuk dijadikan tumpuan dan pijakan.

Sementara sisi psikologi pada anak adalah kesiapan diri dalam bermasyarakat atau bersosialisasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Psikologi memandang manusia memiliki daya dan perasan yang akan mendorong beraktivitas. 

Perkembangan psikologi inilah kemudian yang menentukan keunikan seorang anak yang tidak bisa diprediksi dan disamakan dengan orangtuanya.

Dari sisi psikologis inilah keunikan anak menjadi dirinya sendiri, mirip orangtuanya tapi tidak sama dengan orangtuanya, ada bagian-bagian perilaku yang hampir sama, namun anak juga memiliki karakter sendiri, sesuai dengan hasil pengasuhan, pranatal ataupun ketika sudah lahir di buka bumi ini.

Maka anak bukanlah milik orangtua, dengan segala keunikan baik daya, rasa ataupun cara berekspresi. Sehingga orangtua tidak bisa memaksakan anak-anak untuk menuruti kemauan orangtua, karena berbeda casing dan maintenancenya. 

Anak memiliki rasa tersendiri, cara berpikir dan apa yang dipikirkan, serta perilaku yang bisa sangat berbeda dengan orangtuanya.

TANGGUNG JAWAB ORANGTUA

Secara jasmani orangtua bisa memberi ruang keleluasaan untuk beraktivitas, namun secara rohani dan psikologis anak-anak memiliki caranya sendiri. Meski begitu hubungan darah anak dengan orangtuanya tak kan terputus walau kematian, sejarah silsilah keluarga akan selalu terkenang dan menjadi cerita dari masa ke masa.

Dogma agama mengatakan "haruslah malu bila seseorang meninggalkan generasi yang lemah", anak-anak yang kurang berkualitas, generasi yang menim prestasi sosial dan kurang memiliki peran dalam pergaulannya.

Manusia terbaik adalah manusia yang memiliki kemanfaatan kepada orang lain dan alam semesta, maka dis sinilah orangtua yang baik harus mampu menjadikan anak-anaknya lebih baik dari dirinya, hal ini merujuk kepada perkembangan pengetahuan dan teknologi yang kian meroket. anak-anak harus lebih cerdas dan tangkas memanfaatkan teknologi.

Juga faktor waktu, anak-anak akan hidup pada masanya tidak sama dengan masa orangtuanya. Dalam masa tumbuh kembang anak-anak bisa hidup bersamaan dengan kehidupan orangtua, karena masih membutuhkan bantuan dan belum bisa mandiri.

Seiring dengan perjalanan waktu, orangtua semakin lama menuju lansia dan menurunkan kekuatan baik fisiologi ataupun psikologi. Sementara anak-anak tumbuh menjadi dewasa dan siap menjadi orangtua, pasca masa pernikahan saat inilah anak-anak akan menjadi dirinya, memiliki karakter yang kuat dan kokoh.

Orangtua yang baik adalah orangtua yang mampu memahami pergerakan zaman, sehingga mampu menyiapkan bekal anaknya (tidak harus harta), pola pikir anak perlu dirapikan, kesalehan sosial sering dipraktikkan dan kecerdasan sosial menjadi tumpuan utama dalam kehidupan.

Orangtua walau tidak bisa memiliki jiwa anaknya, namun selalu dituntut menjadikan mereka generasi yang siap pada zamannya. Kesuksesan anak akan membawa harum nama orangtuanya, sedang kegagalan anak menjadi redupnya aura orangtua.

Terhadap masa depan anak, orangtua hanyalah mengantarkan, menunjukkan lorong-lorong yang bisa dilewati dan melarang masuk kepada jalur hitam yang mencekam dan menyesatkan.

Kewajiban orang terhadap masa depan anaknya, bisa dibantu dengan pengasuhan kepada pihak lain, seperti pembantu, guru ataupun keluar dan sanak famili. Kepada siapa saja orangtua akan meminta bantuan, namun orangtua yang baik tidaklah memasrahkan anaknya seperti kucing dalam karung, harus memiliki kejelasan arah pengasuhan dan ini harus dijelaskan kepada pengasuhnya.

Tanggung jawab orangtua kepada anak sepanjang masa, tugas utamanya adalah menjadikan mereka dewasa sesuai dengan usianya, mampu menyelesaikan tugas-tugas keseharian dan menghadapi rintangan serta mencari solusi-solusi peningkatan derajat kehidupannya.

Anak meski bukanlah milikmu, tapi masa depannya tanggung jawabmu, karena masa depan anak adalah harapan baru dalam hidupmu, keagungan nama anak menjadi selimut terindah dari dinginnya terpaan angin dan terik panasnya matahari, maka raihlah tugas itu dengan suka cita, berusaha seoptimal mungkin dan bekerja samalah dalam pola pengasuhan.

Anakmu bukan milikmu tapi masa depannya tanggung jawabmu (Hamim Thohari Majdi)
Anakmu bukan milikmu tapi masa depannya tanggung jawabmu (Hamim Thohari Majdi)

Anakmu bukan milikmu, tapi masa depannya tanggung jawabmu

Oleh : Hamim Thohari Majdi

Lumajang,31 Oktober 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun