Kehadiran anak tidaklah menjadi kehendak anak itu sendiri, bila kuasa sang anak, maka anak-anak yang akan lahir bisa menentukan siapa orangtuanya, begitu juga tempat kelahiran dan persalinannya dengan siapa.
Anak lahir dari ayah dan ibu yang telah ditentukan, karenanya anak membawa jasad dan rohani kolaborasi kedua orangtua dan leluhurnya. Dapat diperhatikan kemiripan anak dengan orangtuanya secara fisik, dari kepala hingga ujung kaki. Sedang secara rohani, anak membawa karakter dari orangtuanya, misal rajin, terampil, tegas dan pemberani.
Meski ada kemiripan secara fisik dan rohani dengan orangtuanya, anak tetaplah menjadi dirinya sendiri, sebagai individu yang memiliki keunikan. Bila dipandang dari sudut psikologis dijabarkan dua bagian yang umum disebut badan dan rohani, maka bidang psikologi menamakannya bahwa manusia terdiri dari dua bagian yaitu fisiologi dan psikologi.
Psikologi perkembangan menyebut bahwa fisiologis lebih ditekankan kepada fungsi, misal kekuatan otot sebagai bentuk kematangan fisik, sehingga organ tubuh mampu berperan seoptimal mungkin dalam kehidupan, misal kuatnya otot dan syaraf yang melingkupi tangan, bisa menerima beban atau menarik sesuatu, kekuatan otot dan syaraf kami mampu menjadikan tegaknya kaki sehingga kokoh, untuk dijadikan tumpuan dan pijakan.
Sementara sisi psikologi pada anak adalah kesiapan diri dalam bermasyarakat atau bersosialisasi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Psikologi memandang manusia memiliki daya dan perasan yang akan mendorong beraktivitas.Â
Perkembangan psikologi inilah kemudian yang menentukan keunikan seorang anak yang tidak bisa diprediksi dan disamakan dengan orangtuanya.
Dari sisi psikologis inilah keunikan anak menjadi dirinya sendiri, mirip orangtuanya tapi tidak sama dengan orangtuanya, ada bagian-bagian perilaku yang hampir sama, namun anak juga memiliki karakter sendiri, sesuai dengan hasil pengasuhan, pranatal ataupun ketika sudah lahir di buka bumi ini.
Maka anak bukanlah milik orangtua, dengan segala keunikan baik daya, rasa ataupun cara berekspresi. Sehingga orangtua tidak bisa memaksakan anak-anak untuk menuruti kemauan orangtua, karena berbeda casing dan maintenancenya.Â
Anak memiliki rasa tersendiri, cara berpikir dan apa yang dipikirkan, serta perilaku yang bisa sangat berbeda dengan orangtuanya.
TANGGUNG JAWAB ORANGTUA
Secara jasmani orangtua bisa memberi ruang keleluasaan untuk beraktivitas, namun secara rohani dan psikologis anak-anak memiliki caranya sendiri. Meski begitu hubungan darah anak dengan orangtuanya tak kan terputus walau kematian, sejarah silsilah keluarga akan selalu terkenang dan menjadi cerita dari masa ke masa.