Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Memberi Tahu Kenaikan BBM kepada Anak

6 September 2022   23:09 Diperbarui: 6 September 2022   23:11 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal bulan yang indah, pada tanggal tiga bulan September tahun dua ribu dua puluh dua, pemerintah mengumumkan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bahasa halusnya mulai memberlakukan dan penyesuaian tarif baru. 

Kenaikan harga BBM pasti akan mendongkrak biaya operasional di seluruh sendi kehidupan, untuk itu orang tua harus memberi tahukan lepada anak. Sebegitu pentingnya' sehingga anak wajib tahu? Mari berselancar sejenak

BUKAN URUSI POLITIK

Urusan BBM adalah urusan hajat hidup, menghidupkan roda kehidupan hingga urusan paling kecil yaitu kepentingan perorangan. Di era sekarang motor dan mobil tidak hanya dimiliki oleh kalangan the have (kalangan berduit di kelas atas status sosial ), siapapun mudah mendapatkannya dengan cara membeli secara tunai atau angsuran, bisa juga sewa baik dalam jangka pendek atau panjang.

Bila di luar rumah masalah kenaikan harga BBM menjadi komuditas politik, itu urusan elite parti politik. Bila akhirnya sebelum kenaikan harga BBM diumumkan, terjadi penolakan atau demo, merupakan lepedulian sesama anak bangsa, senasib sepenanggungan.

Pemanfaatan momen kenaikan harga BBM dalam wacana individual, adalah hak pribadi dan tidak dilarang. Semua orang berhak mengambil peluang, asal tidak bermaksud memperkeruh suasana. Ini artinya bahwa seseorang harus melakukan reaksi, tentang bentuk dan jenisnya menjadi hak penuh perorangan.

Maka mengulas dan menyebarluaskan kenaikan harga BBM termasuk kepada anak adalah kewajaran, bahkan levelnya perlu dinaikkan menjadi keharusan.

ANAK HARUS TAHU

Anak-anak meruoakan  bagian dari denyut jantung keluarga, perlu dijaga sensitivitas atau kepekaan agar tidak mudah terkaget-kaget, dengan informasi dan situasi yang nalarnya tidak bisa mencerna. Berikan latihan rutin dan kontinyu atas peristiwa yang dialami orang tua dan bukanlah terbatas urusan orang dewasa, di antaranya adalah seputar BBM  termasuk kenaikan harganya.

Kemajuan teknologi telah menuntun lajunya menuju pelosok desa hingga rongga dada  hampir seluruh umat manusia. Maka tidak ada lagi informasi yang bisa disembunyikan, terhampar dan mampir  di smart phone atau piranti lainnya, semua bisa mengakses dan sangat mudah untuk diakses.

Bahkan anak-anak lebih awal memiliki pengetahuan atas tranding topik atau hal-hal yang sedang viral dibanding orang tuanya. Mengingat anak lebih intim mengencani gadget ketimbang orang tuanya. 

Dalam menerima informasi, anak-anak hanya fokus kepada yang dibutuhkan dan membuatnya senang, sedang informasi yang bukan menjadi tanggung jawabnya diabaikan, sehingga berita-berita untuk kawasan orang dewasa dan orang tua tidak diperkenankan parkir dalam memorinya.

Maka di sinilah pentingnya orang tua harus menyelinapkan ke dalam kognisi anak tentang informasi yang biasa berdampak kepada dirinya, agar anak memberi sedikit ruang untuk mempersiapkan diri menjadi dewasa.

SEPERTI  MINYAK GORENG

Sebelum ramai diperbincangkan tentang kenaikan harga BBM beberapa bulan lalu, ayah bunda disibukkan dengan kelangkaan minyak goreng.  Sangat terbatas kesedian minyak hingga menjamah kepada distributor. Untuk mendapatkan minyak harus antri, bila enggan atau tidak ada waktu terpaksa membeli dengan tarif dua kali lipat dari harga pasaran.

Adakah orang tua telah memberintahukan kepada anak ikhwal kelangkaan minyak di pasaran? .  Dalam mensikapi kelangkaan minyak goreng, sebagian besar orang tua terutama ibu memohon kepada.anaknya bila olahan masakan gorengan tidak kering atau mengorengnya sebentar langsung diangkat secepat mungkin, guna menghemat pemakaian minyak goreng. 

Dampaknya memang ada, anak bisa memahami keadaan, namun anak tidak diajak berpikir secara luas.  Sehingga kelangkaan minyak.goreng bagi anak adalah urusan orang tua bukan urusannya.

HILANGKAN KEPANIKAN

Disadari atau tidak kenaikan harga sembako  dan di dalamnya BBM menguras emosi orang tua, memutar otak mencukupkan uang belanja untuk memenuhi kebutuhan operasional.

Dalam proses adaptasi dengan situasi baru, ada yang kurang sabar meluapkan kekesalan, hingga emosinya lupa dikontrol, meledak dan membanjiri orang di sekitar termasuk anak. Kalau anak-anak tidak paham dan menjadi sasaran amarah tentu menggores luka di hatinya, mengiris sedikit rasa bahagianya.

Sebaliknya bila anak sudah cukup diberi informasi keadaan terkini, mereka sudah memiliki bekal untuk menghadapi keadaan yang tidak biasa (situasi gawat darurat).

Anak yang sudah siap mental karena pemahaman yang benar akan membantu orang tua dalam menjalani kenyataan dan mengurai untuk memcari solusi.

Tidak ada sia-sia memberikan informasi kenaikan harga BBM kepada anak, tentu dengan informasi yang cukup dan validitasnya terjaga. Bahkan anak mampu menghibur orang tua dengan  perilaku konyol dan menggelikan, sebagaimana karakter yang dimiliki.

Informasi yang disebar dan dipahami dalam lingkup keluarga dapat mengurangi beban dan mengusir kepanikan, karena resiko yang timbul darinya dapat dimaklumi dalam keadaan lapang dada. Orang tua berangsur rasa  penignya berkurang dan melahirkan energi baru dalam keluarga. Orangbtua  tenang   anak riang. 

AJAK MENGELOLA KEUANGAN

Pada akhirnya ketika anak sudah memahami berkaitan dengan kenaikan harga BBM, maka orang tua harus melibatkan anak dalam mengelola keuangan. Tentu saja yang berkaitan dengan jatah anak-anak, agar tepat sasaran, efektif dan efisien.

Ajak mereka menggunakan kendaraan bermesin seperlunya, agar pengeluaran BBM tidak melebihi nilai rupiah sebagaimana sebelumnya. Kondisi seperti ini bisa diterapkan oleh keluarga yang belum menemukan solusi penambahan uang untuk beli BBM. 

Rentang harga sebelum kenaikan cukup  banyak, belum lagi harga sembako yang ikut melangit, tentu orang tua harus mengajak anaknya agar membuat prioritas pembelanjaan setelah sembako (makanan) tercukupi.

Keterlibatan anak dibutuhkan agar anak tidak merasa dipangkas jatahnya, tetapi mereka sendiri yang menentukan alternatif pengalihan uang belanja.

Dengan demikian kenaikan harga BBM memberi kesempatan untuk melakukan efisiensi dan melibatkan anak dalam memutuskan penggunaannya.

Mengerti bagiku sangat penting

Ketika ada yang mendatangkan

Serta memaksa tunduk dalam menerima

Hingga ruang tersedia

Memahami walau belum waktunya

Cukup untuk menjadikan pakaian

Membawa raga bebas ruang

Hingga nusim tiba dan aku sedia

Mengurangi hal yang semestunya cukup

Membutuhkan energi dan nyali tinggi

Lupakan akan kapatisatas

Tuntun aku hingga pantas dan tuntas

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun