Â
Berdoa adalah pemasrahan diri kepada Dzat yang Maha Kuasa, atas hajat hidup dan belitan masalah yang terjadi. Agar ada kekuatan yang mampu meringankan beban jiwa dan menyegerakan sampai pada tujuan yang dicitakan.
Secara khusus, ada doa yang ditujukan kepada orang lain, berdoa bukan untuk diri yang berdoa saja, sebagaimana doa untuk orang tua, doa yang disampaikan anak dan keberkahan atau fadilah doanya khusus bagi orang tuanya.
"Ya Rabb (Tuhan) ampunilah aku dan kedua orang tuaku, dan kasih sayangilah keduanya, sebagaimana mereka berdua mengayangiku di waktu kecil"
MEMAAFKAN BUKAN BALAS DENDAM
Pada permulaan doa berbunyi "Ampunilah aku dan kedua orang tuaku", arti yang mendalam adalah kepada orang tua harus mampu melebur kesalahannya, hal ini tampak bahwa sang anak wajib memohonkan ampunan untuk orang tuanya, bukan menguatkan dendam atas kesalahannya.
Ampunan adalah dampak dari perbuatan-perbuatan maksiat, perilaku yang tidak disukai oleh Allah dan membuat jauhnya jarak dengan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Secara sempit adalah kesalahan pengasuhan, baik yang menabung dendam ataupun terlupakan.
Sebagai manusia, orang tua memiliki perpaduan sifat malaikat, setan dan hewan. Kebaikannya terbatas pada goda yang menawarkan kesenangan sesaat dan kerasukan untuk menyimpan kekayaan (sebagaimana sifat hewan yang selalu megumpulkan makanan). Tidak bisa berperilaku baik secara terus menerus, dan kadang menyesali atas perbuatan aniaya diri sendiri dan orang lain serta enggan berbagi.
Sifat keluar dari kodrat kemanusiaan, bagi orang tua kadang untuk anak, misal enggan memberi secara Cuma-Cuma kepada orang lain, amal sosial yang sangat pelit dan berusaha dengan menyingkirkan orang lain, semuanya kata sebagian orang tua adalah "demi anak"
Dari itu kewajiban sang anak adalah memohonkan doa untuk orang tuanya, sebab anak yang sholeh dan mau mendoakan kedua orang tuanya adalah investasi yang mengalirkan kebahagiaan dan kegembiraan orang tua, salah satu amal yang tidak pernah putus walau orang tua sudah meninggal.
Terhadap orang tua harus memohonkan ampunan dan tidak boleh menyimpan dendam sehingga enggan berdoa dan memohonkan ampunan kepada Allah, apalagi bersumpah serapah mengutuk keduanya.
MOHON LIMPAHAN KASIH SAYANG
Inti doa yang kedua adalah " dan kasih sayangi mereka (kedua orang tua)". Hal ini semakin jelas yang ditonjolkan adalah ungkapan terima kasih dari rasa sayang yang dituang oleh orang tua untuk mendinginkan kalbu.
Sekecil apapun kasih sayang yang diberikan kepada anak, anak harus melihatnya sebagai hal yang paling utama, bukankah anak dibesarkan raganya dari air susu ibu dan ditumbuhkan jiwanya karena kasih sayang mereka.
Tidak seperti pepatah "setitik nila rusaklah susu sebelangga, kejelekan atau sikap kasar orang tua yang kecil tapi dirasa menyakitkan, menghapus jasanya. Membuat anak menutup hati untuk orang tuanya, memutuskan komunikasi, bahkan sumpah serapah tidak mengakui orang tuanya.
 Sungguh indah, kalimat dalam doa itu, mengajarkan anak harus tahu diri dan menjadi hamba yang senang bersyukur, bukan lupa diri seperti kacang lupa kulitnya atau selalu kufur atas nikmat yang Allah berikan.
Dalam kontek pengasuhan, bahwa prinsip yang digepangi orang tua adalah memberi belas kasih kepada anaknya, bila tidak bisa secara maksimal adalah pengaruh situasi dan emosi, apabila hanya sampai setengah saja kasih sayangnya, mungkin orang tua dalam kondisi yang kurang mapan ekonomi atau emosinya, mungkin juga kasih sayangnya pas-pasan atau seperti tiupan angin kadang kencang suatu saat terbawa oleh panas. Pada situasi terakhir ini karena orang tua dalam kondisi perjuangan, sedang berjuang dan  bertahan untuk bisa hidup.
Permohonan kasih sayang ini harus lahir dari kesadaran, bahwa anak ketika masih janin menjadi beban ibu selama sembilan bulan sembilan hari, susah yang tidak bisa dipisah, berat terapi harus tererat, tidak boleh menolak takdir dan berkeluh kesah. Ibu dengan segenap kasih menghibur diri ketika hamil agar tembus kepada janin, sehingga janin merasa turut bahagia.
Anak-anak yang terbiasa dan dengan ringan  membentak orang tua atau melawan adalah mereka yang tidak pernah berkaca pada masa kehamilan, seorang ibu yang menginginkan mempunyai momongan, bisa ditimang dan dijadikan pelengkap kebahagiaan.
WAKTU MASIH INGUSAN
Dua inti sari dari doa untuk orang tua yaitu memohonkan ampunan dan melimpahkan kasih sayang, masih ditegaskan dengan closing yang indah "sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil"
Masa kanak-kanak, anak ingusan yang belum memiliki harga diri dan kepercayaan diri. Anak-anak begitu polos dengan segenap kekurangan dan kelemahannya, seperti tidak mampu menahan buang air besar akhirnya dikeluarkanlah semaunya tanpa berpikir untuk membuang di tempatnya. Masih belum bisa membersihkan ingusnya, bahkan dibiarkan sambil dicicipi sensasi rasa "gurih" alami dan gratis.
Kehadiran bayi adalah peristiwa bahagia yang dinanti-nanti, suasana bisa lebih hidup karena ada bayi, tangisan bayi mengarahkan satu fokus anggota keluarga. Saling memberi pertolongan dan perlakukan selembut mungkin, mengapa mereka memperlakukan seperti itu ?, sangat sederhana untuk menjawab, anak-anak masih belum kuat tulangnya, jalannya belum tegak dan bantuan dari orang lain adalah peristiwa penting bagi bayi atau masa kanak-kanak.
Kasih sayang orang tua kepada sang bayi (di masa kanak-kanak), adalah lahir dari ketulusan yang dituang seperti aliran sungai dari muara yang berada di atas gunung. Begitu pula kesalahan-kesalahan anak, dalam pandangan orang tua adalah hal biasa, karena belum mampu dan belum tahu.
Ketulusan orang tua bertemu dengan hasrat naluriah anak-anak, menjadikan semua tidak ada transaksi, saling merajuk berbalas budi, saling mencari keuntungan, orang tua membayar lunas tanggung jawabnya.
Itulah sebabnya pengampunan dan kasih sayang yang dimohonkan kepada Allah karena orang tua tiada memiliki tendensi, misal marah, orang tua tidak bermaksud menyakiti dan menggoreskan luka dihati anak. Semata-mata agar sang anak tidak terlepas dan terjerumus lebih dalam lagi dalam lubang kehinaan.
DOA YANG TIDAK DISEMPURNAKAN
Perhatian bagi ayah bunda ketika mendapai anaknya sekarang agak "keras hatinya" , Â dalam sebuah reoni ada salah satu anak bercerita dengan penuh semangat "saya kalau doa untuk orang tua cukup memohonkan ampunan dan melimpahkan kasih sayang", sambil mengambil nafas dan menyelesaikan pandang lingkar kemudian melempar pertanyaan "tahu mengapa", semuanya terdiam , tidak satupun yang mau mengomentari, sebab yang bercerita ini adalah anak yang memiliki ilmu agama cukup.
Kesunyian mulai masuk angin  seiring dengan penjelasan anak tersebut "aku tidak tahu masa kecilku seperti apa, aku sudah lupa perlakukan orang tua, kasar atau penuh kasih kepadaku" kembali anak ini memandangi satu persatu teman yang berada di depan matanya. "aku takut orang tuaku hanya setengah hati mengasuhku, lalu dengan doaku Allah membalasnya dengan kasih yang tidak sempurna"
Catatan kecil yang bermakna besar, harus dijadikan refleksi bahwa ketika masih bayi atau masa kanak-kanak sebagian besar mereka lupa, bagaimana orang tua memberi pengasuhan. Mari ayah bunda melakukan instrospeksi diri, bagaimana ayah bunda memperlakukan anaknya ketika masih lemah otot dan kecil nyali.
Senyampang masih ada kesempatan, bagi ayah bunda yang memiliki anak usia balita, tuang sebanyak mungkin kasih sayang dan perlakukan mereka seperti pengoleksi bonsai merawat dan menjaganya. Tiada kata lelah, tiada kata mahal, semuanya dilakukan dengan senang dan biaya dikeluarkan tanpa perhitungan.
Jadi doa untuk orang tua akan berbalas langsung kepada ketenteraman dan ketenangan orang tua di masa tua dan di alam kuburnya. Maka bagi anak-anak yang mendoakan untuk orang tuanya, sertakan kalimat ketulusan untuk memaafkan dan iringi dengan penuh rasa syukur atas perjuangan orang tua. Memang siapa yang menanam rumput tumbuh rumput, hebatnya ketika menanam padi rumput turut serta tumbuh subur berdampingan.
Tuhan, dalam kalbu Kau cipta dua rasa
MendekatiMu dan juga menjauhiMu
Seperti orang tua penuh amarah
Tetap juga kasihnya tak terkalahkan
Habis manis sepah dibuang
Rasa kemanusiaan yang mulai remang
Lupa dari mana asal kehidupannya
Dan siapa yang menjaga dari bahaya
Seberapa lama malam dalam hati dan kepalaku
Kehadiran matahari telah mengusir pilu
Biarkan air ini menjadi banjir
Menuju tanah yang rendah dan kering
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI