Mohon tunggu...
Hamim Thohari Majdi
Hamim Thohari Majdi Mohon Tunggu... Lainnya - Penghulu, Direktur GATRA Lumajang dan Desainer pendidikan

S-1 Filsafat UINSA Surabaya. S-2 Psikologi Untag Surabaya. penulis delapan (8) buku Solo dan sepuluh (10) buku antologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Refleksi Doa untuk Orangtua dalam Pengasuhan

5 September 2022   20:47 Diperbarui: 5 September 2022   20:53 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi sungkeman mohon maaf kepada orang tua di Hari Raya (sumber gambar : Hamim Thohari Majdi)

MOHON LIMPAHAN KASIH SAYANG

Inti doa yang kedua adalah " dan kasih sayangi mereka (kedua orang tua)". Hal ini semakin jelas yang ditonjolkan adalah ungkapan terima kasih dari rasa sayang yang dituang oleh orang tua untuk mendinginkan kalbu.

Sekecil apapun kasih sayang yang diberikan kepada anak, anak harus melihatnya sebagai hal yang paling utama, bukankah anak dibesarkan raganya dari air susu ibu dan ditumbuhkan jiwanya karena kasih sayang mereka.

Tidak seperti pepatah "setitik nila rusaklah susu sebelangga, kejelekan atau sikap kasar orang tua yang kecil tapi dirasa menyakitkan, menghapus jasanya. Membuat anak menutup hati untuk orang tuanya, memutuskan komunikasi, bahkan sumpah serapah tidak mengakui orang tuanya.

 Sungguh indah, kalimat dalam doa itu, mengajarkan anak harus tahu diri dan menjadi hamba yang senang bersyukur, bukan lupa diri seperti kacang lupa kulitnya atau selalu kufur atas nikmat yang Allah berikan.

Dalam kontek pengasuhan, bahwa prinsip yang digepangi orang tua adalah memberi belas kasih kepada anaknya, bila tidak bisa secara maksimal adalah pengaruh situasi dan emosi, apabila hanya sampai setengah saja kasih sayangnya, mungkin orang tua dalam kondisi yang kurang mapan ekonomi atau emosinya, mungkin juga kasih sayangnya pas-pasan atau seperti tiupan angin kadang kencang suatu saat terbawa oleh panas. Pada situasi terakhir ini karena orang tua dalam kondisi perjuangan, sedang berjuang dan  bertahan untuk bisa hidup.

Permohonan kasih sayang ini harus lahir dari kesadaran, bahwa anak ketika masih janin menjadi beban ibu selama sembilan bulan sembilan hari, susah yang tidak bisa dipisah, berat terapi harus tererat, tidak boleh menolak takdir dan berkeluh kesah. Ibu dengan segenap kasih menghibur diri ketika hamil agar tembus kepada janin, sehingga janin merasa turut bahagia.

Anak-anak yang terbiasa dan dengan ringan  membentak orang tua atau melawan adalah mereka yang tidak pernah berkaca pada masa kehamilan, seorang ibu yang menginginkan mempunyai momongan, bisa ditimang dan dijadikan pelengkap kebahagiaan.

WAKTU MASIH INGUSAN

Dua inti sari dari doa untuk orang tua yaitu memohonkan ampunan dan melimpahkan kasih sayang, masih ditegaskan dengan closing yang indah "sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil"

Masa kanak-kanak, anak ingusan yang belum memiliki harga diri dan kepercayaan diri. Anak-anak begitu polos dengan segenap kekurangan dan kelemahannya, seperti tidak mampu menahan buang air besar akhirnya dikeluarkanlah semaunya tanpa berpikir untuk membuang di tempatnya. Masih belum bisa membersihkan ingusnya, bahkan dibiarkan sambil dicicipi sensasi rasa "gurih" alami dan gratis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun