Kereta ekonomi sekarang tampil bagus. Informasinya sekarang sudah tidak ada lagi kelas bisnis. Selain ekonomi hanya ada eksekutif dan luxury. Kursi kereta ekonomi sekarang juga mirip bis eksekutif dua-dua dan bisa reclining lagi. Di dalam satu gerbong separuh kursi menghadap searah kereta berjalan dan separuh lagi sebaliknya. Sementara itu, selain fasilitas tivi dan toilet yang memadai juga ada penyejuk udara yang sangat dingin. Dayu anak saya bahkan sampai kedinginan.
Kereta berjalan ke arah timur meninggalkan Kota Atlas. Bergerak terus menuju timur dengan beberapa pemberhentian yaitu Stasiun Kradenan, Ngrombo, Cepu, Bojonegoro, Babat, Lamongan dan berakhir di Surabaya Pasar Turi setelah menempuh perjalanan empat jam lebih sedikit. Selama di kereta, jika terasa kedinginan kami pergi ke bordess untuk menghangatkan badan. Hehehe..
Suasana Stasiun Surabaya Pasar Turi amatlah ramai sore ini. Mirip seperti stasiun-stasiun di kota besar. Ya memang Surabaya adalah kota terbesar kedua ding, di Indonesia. Waktu menunjukkan pukul empat sore lebih dan selepas keluar area stasiun kami melihat papan petunjuk gojek dan grab point. Saya lalu menghampiri petugas gojek point bermaksud mengorder go-car.
Akhirnya setelah dibantu, saya dipersilakan menunggu jemputan di tenda gojek yang tersedia di halaman stasiun. Alhamdulillah sekarang ini opsi opsi layanan transportasi publik makin dewasa dalam bersaing tidak seperti dulu dimonopoli oleh taksi stasiun.
Sore ini suasana Kota Surabaya cukup cerah. Taksi kami membelah suasana kota Surabaya dan melewati CBD nya Kota Surabaya yaitu kawasan Tunjungan. Di sana tampak gedung-gedung megah tinggi. Tujuan kami hari ini adalah untuk beristirahat di hotel Garden Palace. Saya menemukan informasi mengenai hotel ini dari kolega kantor. Hotel tua bintang empat yang sekarang harganya bisa dibilang cukup murah, dengan ketinggian bangunan mencapai 24 lantai. Sontak saja, dari kejauhan hotel yang terletak di seberang Alun-alun Surabaya ini langsung terlihat. Dari penelusuran saya, hotel ini menawarkan fasilitas yang baik dengan harga yang pantas serta yang paling penting adalah kamar-kamar yang luas setidaknya dibanding dengan hotel-hotel sekelasnya.
Begitu sampai di drop off lobi hotel, petugas dengan sigap membantu membawakan barang-barang kami. Ah saya merasa seperti orang penting saja, disambut dan dibantu. Hahaha. Hotel ini saya lihat sangat besar dan mewah pada masanya. Sayang sekarang secara umum terbilang biasa saja. Resepsionis sore itu hanya ada dua orang yang standby dan saya berhasil check in cepat dengan sebuah aplikasi berwarna biru.
"silakan bapak, kamarnya di lantai 10 liftnya di sebelah sana, dan untuk esok hari ada breakfast di depan situ mulai jam enam hingga jam sepuluh. Selamat beristirahat" ucap front office dengan nada sopan dan saya menjadi merasa terhormat.
 Lift hotel berjumlah lima dengan kondisi yang remang-remang. Saya kira memang hotel ini terbilang cukup tua. Dalam hati saya mulai bergumam nanti jika sudah senggang ingin browsing-browsing mengenai pembangunan hotel ini. Jiwa detektif saya muncul seketika. Wkwkwk.