"Iya bener banget mas. Sekarang sih mulai ada kesadaran kecil kecilan dari pemuda kampung, mas. Salah satunya adalah Curug Terong. Lokasinya dari kota arah ke Batang, nanti naik terus. Aksesnya masih biasa, mas. Tapi bagus lah curugnya, terlebih setelah ada perhatian dari pemerintah (mungkin maksudnya kucuran dana desa) yang bisa digunakan untuk sekadar menata jalan masuk ke obyek wisata. Coba mas lihat di google udah banyak fotonya" tidak lama ia segera berhasil menjadi duta wisata kecamatan Sukorejo untuk saya.
"Menurut saya tempat wisata alam, harus ada istirahatnya mas. Minimal seminggu dua minggu dalam setengah tahun diistirahatkan. Supaya rumput bisa kembali tumbuh dan menjaga keasrian" Usul saya yang sebenarnya terkesan sok-sokan tersebut. Hwehehe..
"iya betul juga, mas. Kalau di eksploitasi terus ya nanti lama lama rusak" jawabnya setuju.
**
Hari sudah mulai sore ketika selesai potong rambut. Saya lupa menanyai namanya karena terlena dengan obrolan lain dan saya diberikan potongan harga 3.000,-
Sekilas Tentang Sukorejo
Sukorejo, dahulunya merupakan salah satu pusat Kawedanan yang membawahi beberapa kecamatan di sekitarnya. Gedung Kawedanan sekarang masih ada dan berada di salah satu sisi bundaran Sukorejo. Selain itu, Sukorejo juga memiliki peran sejarah dimana dahulu pernah terjadi peperangan antara pejuang RI dan pasukan Belanda dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Dikutip dari Wikipedia, hari Jumat Kliwon 5 September 1947, pusat pemerintahan Kabupaten Kendal dipindahkan sementara di Sukorejo dengan menempati kantor Kawedanan.
Entah apa arti penting Sukorejo bagi Belanda, kota Sukorejo dibombardir oleh pasukan Belanda, meskipun beberapa usahanya tidak membuahkan hasil, seperti penyerangan melalui Weleri, dari arah Bawang, maupun melalui Patean.Â
Namun pada akhirnya dari serangan melalui daerah Gemuh, pejuang akhirnya kewalahan dan mengosongkan kota Sukorejo demi menghindari korban yang lebih banyak, dan memindahkan pusat pemerintahan ke Kenjuran Purwosari.