Seorang perfeksionis adalah orang yang ingin segala sesuatunya dapat terselesaikan dengan sempurna. Tetapi, mereka akan menjadi gelisah, cemas, hingga khawatir dan kemudian meragukan dirinya sendiri ketika gagal mencapai target yang telah ditentukan.
2. The Superhero
Tipe ini adalah seseorang yang meyakini bahwa dirinya mampu melakukan segala hal. Hal ini disebabkan karena mereka bekerja sangat keras daripada orang-orang di sekitarnya serta memiliki sifat ambisius yang tinggi.
3. The Expert
Seseorang yang bertipe ini akan mengukur kompetensi dan pengetahuannya berdasarkan seberapa banyak hal yang ia ketahui dan mampu dilakukan. Mereka sangat takut jika dikenal sebagai orang yang tidak berpengalaman atau tidak memiliki pengetahuan.
4. The Natural Genius
Mereka adalah orang-orang yang mampu menguasai kemampuan baru secara cepat. Ketika orang dengan tipe ini membutuhkan waktu yang lama untuk memahami suatu hal, mereka akan merasa malu dengan dirinya sendiri.
5. The Individualist
Seseorang yang individualis dikenal sebagai orang dengan rasa individual yang tinggi. Mereka lebih suka bekerja sendiri daripada berkelompok. Meminta bantuan pada orang lain hanya akan menunjukkan kelemahan mereka.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan seseorang dapat mengalami impostor syndrome ini. Pertama adalah dari faktor keluarga. Lingkungan keluarga dan pola asuh orang tua dapat mempengaruhi cara seseorang menilai dan menghadapi kesuksesan maupun kegagalan. Keluarga yang terlalu gila prestasi dan kesuksesan, kurang menghargai pencapaian, dan kurang melatih respon anak dalam menerima kesuksesan ataupun kegagalan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk tumbuhnya sifat impostor syndrome tersebut. Karena seorang anak yang kurang mendapat pengakuan dan dukungan dari keluarga akan dapat sulit menerima keberhasilannya sehingga akan cenderung menjadi seorang impostor ketika ia dewasa.
Faktor kedua yaitu dari faktor kepribadian dan sifat individu sendiri. Sifat perfeksionisme dan neurotisme seperti cenderung gelisah, depresi, dan meragukan diri sendiri yang ada dalam kepribadian seseorang cenderung akan memicu munculnya impostor syndrome. Hal ini berhubungan dengan impostor cycle dimana seorang impostor ketika ingin mengerjakan sesuatu dengan perfect atau sempurna, tetapi justru gairah akan kesempurnaannya tersebut membuatnya menjadi semakin takut, gelisah, dan ragu pada diri sendiri sehingga tidak dapat menerima kesuksesannya tersebut sebagai hasil dari kemampuannya sendiri (Sakulku & Alexander, 2011).