Mohon tunggu...
Hamida Umalekhoa
Hamida Umalekhoa Mohon Tunggu... Institut Tinta Manuru -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Maya Jadi Nyata (Iqraini dan Zaman)

1 November 2017   23:10 Diperbarui: 1 November 2017   23:59 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih dalam diam dia memikirkan apa gunanya benda yang ada ditangannya, jika dirinya tidak pernah mendapatkan jawaban atas setiap pertanyaan, pertanyaan dan pertanyaan yang dia sampaikan.

Perdebatan demi perdebatan, tanya demi tanya yang semakin lama makin memecahkan lamunannya. Dalam hatinya, Iqraina berbisik "Perkembangan IT begitu cepat mengubah manusia tumbuh menjadi individualitas yang modern. Seluruh penjuru bahkan dibelahan benua, manusia dapat menyapa dan saling kenal mengenal tanpa mengulurkan tangan untuk bersalaman. Mengapa saat ini belum juga ada jawab darinya?"

Demikian berbeda dengan zaman dan iqraini yang bisa berkenalan sambil mengulurkan tangan sambil menyebut namanya masing-masing waktu berpapasan di kantin kampus tempat mereka menimba ilmu tujuh hari yang lalu.

Mengawali perkenalan dengan canda, dan tawa-tawa kecil, sesekali saling melepas senyum yang sarat maknanya. Iya, hanya mereka berdua yang dapat menerjemahkan arti senyum itu

Kenyataanya menjadi berbalik dari yang diharapkan Iqraini. "Yang maya akan cepat menjadi nyata dan nyata nampak menjadi maya" Ketus iqraini dalam hati.

Ingatannya kembali terarahkan pada sepulu hari kemudian. Menurut filling hubungan, antara kedua hati sudah mendekati klimaksnya menjadi satu ikatan yang memberikan bahagia.

Kali ini yang dipikirkan iqraini sekian persennya benar, iqraini kemudian menjadi wanita yang maya hanya bisa memikirkan kedua  jempol jari zaman mengantarkan pikiran zaman mengelilingi dunia.

Menurut iqraini, hal serupa dilakukan zaman diwaktu siang maupun malam tanpa perduli dirinya yang maya akan menjadi nyata ketika zaman tengah dihantam keroncongan dalam lambung atau keringnya saluran tenggorakan.

Tak pelak semua dipelajari iqraini tanpa ada sedikit pun penyesalan dalam perkenalan itu, justru lebih banyak berdamai dengan suasana hatinya. "Suasana seperti ini akan menambah pengalaman bagiku ketika kedepan diriku diambang bahtera rumah tangga" cetus nya sambil kerutkan dahi. 

Sempat iqraini terpikirkan dirinya akan berucap terima kasih kelak jika bertemu lagi dengan zaman diusia yang mapan dari semua aspek dengan perkembangan teknologi yang begitu masif.

Selang tiga minggu kemudian. Khayalnya bersama keluarga besar, Iqraini berpapasan dengan zaman ditengah keramaian suatu pesta rakyat musim panen, sambil membayangkan saat mengulurkan tangan lalu mengucapkan kata terima kasih seiring melirik siapakah wanita sedang mendampingi zaman sambil menggendong bayi mungil yang lucu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun