(I)
Digemari, lezat nan harum
Lembut di lidah
Ketagihan dibuatnya
Biarpun susah payah
Tangan tercucuk duri
Tetap dicari
Ialah durian
Buah primadona tanah nusantara
(II)
Nafsu terpuaskan
Dompetmu lemas mengempis
Durian si primadona memang tak mau dijual murah
Tapi tak ada yang marah
Bukan serakah
Begitu merekah
Aroma memikat di lidah
Dan tersenyumlah para penjaja durian, dompetnya menggelembung
(III)
Dari Sumatra sampai Nusa Tenggara
Ujung barat ke ujung timur
Serbaneka buah durian
Khas, mari kau coba satu-satu
Itulah secuil kekayaan Indonesia
Buah berkulit dedurian
Enak rasanya mantap baunya
(IV)
Eh, jangan sangka semua gemar
Ada juga yang gemetar
Jika mencidu si buah berkulit duri tebal
Mual,
Duh,
Sayang sekali
Pusing kepala, melilit lambung
Alergi
(V)
Durian oh durian
Pokok tanaman gagah menjulang
Akar kuat mencengkeram
Patutlah jadi pencegah erosi
Agar kita tak emosi
Kepada mereka yang hobi menebang sembarangan
Biji enak dipanggang
Di waktu senggang
Kulit berduri obat panas perut
Jadi pupuk di padang rumput
Daun lebat senanglah hati
Berteduh di kala bertualang
Susuri kebun durian di pinggir hutan
Syukur Tuhan anugerahkan, banyak manfaat durian mari digali
(VI)
Coba lihat ia berkulit duri, berdaging buah lembut
Biarlah tampang sangar tapi hati penyayang
Agar engkau digemari
Satu tauladan dari si buah durian
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI