Mohon tunggu...
Fathul Hamdani
Fathul Hamdani Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Tak penting dimana kita terhenti, namun berikanlah penutup/akhir yang indah

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prinsip dalam Memilih Pemimpin Daerah yang Berkualitas di Tengah Pandemi Covid-19

9 November 2020   18:31 Diperbarui: 18 November 2020   05:41 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memperhatikan kondisi politik saat ini ternyata sangat sarat dengan permainan politik uang.  Money politics adalah semua tindakan yang disengaja memberi atau menjanjikan uang atau materi lainnya kepada seseorang supaya tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih peserta pemilu tertentu atau menggunakan cara tertentu sehingga surat suaranya menjadi tidak sah atau dengan sengaja menerima atau memberi dana kampanye dari atau kepada pihak-pihak yang dilarang menurut kententuan Undang-Undang.

Apabila kelima hal tersebut bisa dilakukan oleh masyarakat, maka kita akan mampu untuk melihat dan mendapatkan pemimpin yang benar-benar berkualitas dan bekerja untuk masyarakat, dan demi kesejahteraan masyarakat.

KESIMPULAN

Pandemi covid-19 menyebabkan Pilkada 2020 mengalami penjadwalan ulang. Pemerintah bersama KPU dan DPR sepakat menunda Pilkada 2020 hingga bulan Desember 2020, melalui Perppu No. 2 Tahun 2020.

Pelaksanaan Pilkada di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir tentu akan berpengaruh terhadap tingkat efektivitas masyarakat dalam menentukan siapa pemimpin yang benar-benar memiliki kualitas dan integritas yang bagus. 

Namuan sebagai masyarakat, kita tentu tidak ingin bahwa kondisi hari ini akan mempertaruhkan masa depan daerah hingga 5 (lima) tahun kedepan, sehingga masyarakat harus berupaya untuk proaktif dalam mencari tahu pemimpin yang benar-benar memiliki kualitas, dalam hal ini misalnya berkaitan dengan kompetensi, integritas, kapabilitas, serta kepribadian/karakter yang mempuni sebagai seorang pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun