Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Tebarkan Kebaikan dan Lupakan Sesudahnya

21 Januari 2025   12:25 Diperbarui: 23 Januari 2025   17:40 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membantu orang lain (Sumber: Toa55 via Kompas.com)

Oleh karena itu, menurut saya, ada 3 (tiga) langkah yang bisa kita lakukan dalam hidup ini berkaitan dengan kebaikan.

1. Tetap tebarkan kebaikan 

Tidak peduli apa respons orang lain, tetap tebarkan kebaikan. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Ada yang suka pada kita, tapi ada juga yang tidak suka dengan kita. Itu lumrah dan manusiawi. 

Fokuslah pada orang-orang yang menyukai kita. Kita tidak perlu menghiraukan orang-orang yang tidak menyukai kita. Biarkan saja, karena memikirkan mereka yang tidak menyukai kita tidak ada gunanya dan membuang-buang waktu saja.

Terus tebarkan kebaikan, khususnya kepada orang-orang yang memang benar-benar membutuhkan pertolongan dan tidak bisa membalas kebaikan kita. Mulailah dari hal-hal sederhana seperti menolong mengambilkan barang-barang yang terjatuh dari seseorang di pinggir jalan dan mengembalikan ke orang tersebut; atau membantu menyeberangkan anak-anak yang hendak menyeberang menuju sekolah mereka; dan lain sebagainya.

Bisa juga dengan mendonasikan sejumlah uang kepada beberapa panti asuhan tanpa menyebutkan nama atau juga bisa meminta pihak pengelola panti asuhan untuk merahasiakan nama kita sebagai donatur. Takut dikorupsi? Itu urusan pihak pengelola panti asuhan pada Tuhan. Yang jelas, Tuhan tetap menilai kita sudah beritikad baik untuk memberi donasi pada yang membutuhkan.

Untuk Michael sendiri, tetap tebarkan kebaikan pada Elsa, meskipun Elsa tidak memandang kebaikan Michael sebagai kebaikan. Kalau pun sudah tidak ada kesesuaian paham dan sudah merasa tidak nyaman berada di satu atap yang sama, memang lebih baik berpisah dan mencari tempat tinggal lain yang, meskipun banyak kekurangan secara fisik bangunan, namun lebih nyaman secara kondisi menempati dan merasa itulah rumah yang sebenarnya, daripada tinggal serumah dengan saudara yang tidak suka dengan kehadirannya.

2. Lupakan segala kebaikan kita ke orang-orang tersebut

"Lho, kok lupakan?"

Mungkin begitu respons Anda, tanggapan Anda sewaktu melihat poin kedua ini.

Ya, Anda tidak salah baca! Lupakan segala kebaikan yang Anda sudah perbuat ke orang-orang tersebut, karena, seperti yang saya sebutkan di permulaan artikel, kebanyakan orang lebih mengingat "setitik nila" daripada "sebelanga susu". Satu kesalahan merusak segunung kebaikan.

Kalau kita mengharapkan orang-orang mengingat, bahkan membalas kebaikan-kebaikan kita, siap-siap untuk kecewa seperti Michael. Karena kita tidak tahu kebenaran apa yang setiap orang pegang. 

Jangan berharap orang-orang tersebut yang mendapat kebaikan kita akan selalu mengingat apa yang sudah kita lakukan, karena pada dasarnya, daya ingat manusia, khususnya kebanyakan warga +62, sangat lemah. Makanya ada singkatan "Jasmerah" yang berarti "Jangan Sekali-sekali Melupakan Sejarah", tapi ternyata sejarah akan kebaikan seseorang dengan mudahnya dilupakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun