Menurut saya, pernyataan beliau ada benarnya, karena dalam keseharian, terlihat jelas, banyaknya warga yang secara populasi sangat banyak, tapi persediaan tanah tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan warga. Belum lagi, harga tanah yang melangit setiap tahun tidak bisa dicapai dengan mudah oleh kebanyakan masyarakat dan adanya dominasi penguasaan tanah oleh segelintir orang sehingga menyebabkan tidak semua warga bisa memperolehnya.
Tentu saja, pandangan saya ini murni dari pengamatan dalam kehidupan. Kemungkinan kurang tepat dalam menyimpulkan.
Bagaimana bisa lebih menumbuhkan literasi informasi tentang Badan Bank Tanah pada warga +62?
Dengan keberadaan Badan Bank Tanah yang baru berusia tiga tahun lebih, tentu saja tidak banyak warga yang mengetahui adanya lembaga ini, khususnya yang berkaitan dengan pentingnya tanah bagi masyarakat.
Oleh karena itu, untuk bisa lebih menumbuhkan literasi informasi tentang Badan Bank Tanah pada warga +62 khususnya fungsi dan tugas dari Badan Bank Tanah dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia, maka perlu ada 3 (tiga) tindakan dari Badan Bank Tanah.
1. Lebih rajin menyebarkan video edukasi di media sosial
Di era keterbukaan saat ini, media sosial adalah platform yang banyak digunakan oleh kebanyakan warga untuk mencari informasi. Sayangnya, kebanyakan warga masih belum bijak untuk memilah mana berita yang benar dan mana yang salah. Belum lagi, ada beberapa oknum yang memang sengaja menyebarkan hal-hal yang menyesatkan, dan parahnya, ada sejumlah (atau mungkin banyak) orang memercayai konten oknum tersebut.
Herannya, tidak banyak instansi pemerintah yang mewartakan kegiatan-kegiatan mereka di media sosial. Padahal dengan adanya pengunggahan foto dan video di media sosial, semua warga bisa melihat bahwa pajak yang mereka bayar untuk menggaji para aparatur sipil negara (ASN) memang sesuai dengan peruntukannya, karena terlihat jelas hasil kerja para ASN tersebut.
Informasi-informasi tersebut sangat bermanfaat, khususnya bagi para generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha. Mereka perlu mendapatkan informasi yang benar tentang pertanahan, sehingga kelak, di tahun 2045, tahun Indonesia Emas, mereka dapat sepenuhnya mengusahakan tanah untuk kesejahteraan mereka.
Mungkin bisa dikatakan kalau Badan Bank Tanah agak sedikit terlambat dalam memulai kiprah di media sosial. Sebagai contoh, akun YouTube Badan Bank Tanah baru dibuat pada 8 September 2023. Hampir dua tahun dari terbentuknya Badan Bank Tanah. Bagaimana dengan akun-akun media sosial Badan Bank Tanah di Facebook, Instagram, TikTok, dan lain sebagainya? Sepertinya juga kurang lebih sama.
Yah, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Yang jelas, semoga Badan Bank Tanah terus menggencarkan diri, memberikan informasi secara berimbang tentang kondisi pertanahan di Indonesia dan mengedukasi warga akan pentingnya literasi informasi tentang tanah, supaya masyarakat bisa melek pengetahuan tentang pertanahan. Rutin membagikan konten-konten bermanfaat seputar tanah di media sosial adalah salah satu cara yang ampuh dan bisa menjangkau banyak warga di berbagai daerah di Indonesia.
2. Rutin menuliskan artikel-artikel yang berhubungan dengan Badan Bank Tanah
Meskipun penetrasi media sosial sangat riuh, tulisan di situs resmi tetap tak tergantikan.