Mohon tunggu...
Hamdali Anton
Hamdali Anton Mohon Tunggu... Guru - English Teacher

Saya adalah seorang guru bahasa Inggris biasa di kota Samarinda, Kalimantan Timur. || E-mail : hamdali.anton@gmail.com || WA: 082353613105 || Instagram Custom Case : https://www.instagram.com/salisagadget/ || YouTube: English Itu Fun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Merenungkan Keluh Kesah Orang Susah

9 Januari 2025   11:27 Diperbarui: 9 Januari 2025   13:43 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Target-target yang mudah dicapai sebaiknya menjadi prioritas awal. Daripada menargetkan omzet 100 juta per bulan, lebih baik "membumi", realistis dengan kondisi.

Mulailah dengan target yang mudah misalnya omzet satu juta per bulan. Kalau merasa masih terlalu tinggi, omzet 500 ribu atau bahkan 100 ribu tidak menjadi soal.

Selangkah demi selangkah. Satu anak tangga per satu anak tangga. Lebih baik tetap maju meskipun dengan usaha kecil, daripada sekaligus berusaha secara habis-habisan, mengeluarkan modal yang terbilang 'wah', dengan harapan meraih omzet ratusan juta dan upaya gila-gilaan dari pagi hingga tengah malam, tapi akibatnya stres, sakit, dan berujung pada berakhirnya usaha karena tidak melihat hasil yang diinginkan.

3. Tetap konsisten dan pantang menyerah

Melakukan hal yang sama berulang-ulang memang tidak mudah. Tapi bukan saja melakukan hal yang sama, tapi juga mengevaluasi langkah-langkah yang sudah dilakukan dan mengambil langkah lain jika langkah sebelumnya kurang tepat dan tidak memberikan hasil yang diinginkan.

Konsistensi. Hal ini yang susah dipertahankan di masa kiwari. Karena paradigma kebanyakan insan saat ini adalah serba cepat dan instan layaknya internet dan gawai di genggaman. 

Akibatnya, ketidaksabaran akan lamanya proses perjalanan menjadi problem terbesar.

Saya selalu mengibaratkan proses perjalanan seperti mengikuti lomba lari maraton. Jarak yang jauh perlu disiasati dengan saksama. Tidak bisa berlari dengan memaksa tenaga tercurah total di kilometer-kilometer awal. Jika itu yang dilakukan, sang atlet tidak akan bisa menyelesaikan lomba.

Perlu adanya rencana, evaluasi mengenai trek lari, strategi, dan tidak terburu-buru. Karena ada perjalanan panjang yang ditempuh dan itu membutuhkan energi yang cukup untuk sampai ke garis finis. Memboroskan energi di awal tidaklah bijak.

Menyerah bisa saja tebersit dalam benak. Apalagi jika tidak menghasilkan seperti yang diinginkan. Layaknya lari maraton, berhenti mungkin bisa terjadi, tapi kalau ada semangat juang dalam diri, pantang menyerah akan selalu terngiang dalam sanubari.

Terus "berlari" dan sambil berdoa dalam hati. Masalah hasil, biar Tuhan yang menentukan.

Keluh kesah tidak ada gunanya, jika...

Ya, keluh kesah tidak ada gunanya, jika hanya berkeluh kesah tanpa ada tindakan nyata setelahnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun